Oleh: Yusriadi
Jumat (18/10/19) Rumah Literasi melakukan kegiatan di luar kelas. Kegiatan ini diberi nama Pelesiran Rumah Literasi FUAD IAIN Pontianak.
Ide keluar kelas memang sudah muncul sejak lama. Dua bulan lalu, sewaktu rapat pematangan program Rumah Literasi, gagasan tentang keluar ruangan sudah diusulkan dan disetujui. Tetapi, teknisnya masih belum dibahas.
Gagasan pelesiran berkaitan dengan keinginan kami untuk mengingat kembali kosa kata lama yang pernah dipakai di Pontianak dan di Kalbar umumnya. Dalam koran Sinar Borneo yang diterbitkan tahun 1926, satu artikel membahas tentang kebiasaan orang berpelesiran di akhir pekan. Mereka menghibur diri membelanjakan uang yang didapat.
Tapi, pelesiran Rumah Literasi bukan untuk jalan dan belanja. Pelesiran ini dimaksudkan untuk jalan-jalan menikmati suasana, mengamati dan menulisnya.
Kebetulan pula dalam agenda Rumah Literasi peserta masih diajak untuk menulis narasi. Jadi, sambil berjalan, sambil menggali informasi, dan pulangnya mereka menulis atau menceritakan apa-apa yang menarik dilihat selama perjalanan.
Ada dua tempat yang dikunjungi dalam pelesiran kali ini. Pertama, Museum Negeri Kalimantan Barat. Muserum ini ada di Jalan Ahmad Yani, jaraknya sekitar 1,5 kilometer dari kampus IAIN Pontianak yang terletak di Jalan Letjen Suprapto. Sebenarnya, Jalan Suprapto itu anak atau cabang kecil dari Jalan Ahmad Yani.
Di Museum peserta dapat melihat peninggalan dan duplikasi benda budaya dan benda arkeologi. Mulai dari perminan rakyat, kesenian, siklus hidup, peralatan hidup dan adat istiadat, ada di sana. Peserta diharapkan menggali informasi mengenai semua itu. Mungkin ada yang tak pernah dilihat sebelumnya, atau mungkin ada benda yang pernah dilihat dahulu tetapi sekarang sudah tiada.
Puas mengumpulkan data di Museum, peserta melanjutkan pelesiran ke Mall atau Mega Mall Pontianak. Jaraknya lebih kurang 3 meter. Bangunan Mall dan Museum sederet.
Di Parkiran Mall sedang dilaksanakan pameran kuliner, pameran buku dan bedah buku. Tiga hal itu sama-sama menarik. Kuliner lokal selalu mengundang mata dan tentu saja selera. Mulai dari temet, nasi, hingga berbagai jenis minuman tersedia. Terpulang pada pengunjungnya: lihat saja dan tanya selera, dan keluar biaya.
Pameran buku juga sama menarik karena koleksi yang dipamerkan juga menampilkan karya-karya lokal. Beberapa komunitas dan lembaga berpartisipasi menggelar meja di sana. Setidaknya ada Top Indonesia, Siberdaya, Perpustakaan IAIN Pontianak, Perpustakaan Tepian Kapuas, dll.
Bedah buku Sultan Hamid II menghadirkan tiga penulisnya: Turiman, Nuriskandar dan Anshari. Dipandu Ahmad Sopi DZ.
Bagi peserta yang juga menarik adalah diwancarai oleh RRI Pro2. Live. Ada tiga peserta dan seorang pembimbing tampil on air; menceritakan tentang kegiatan dan menyampaikan kesan-kesan mereka.
Pukul 11.00 peserta bubar. Persiapan salat Jumat.
Kini mereka ditagih untuk menyelesaikan narasinya. Insyaallah beberapa hari ke depan fisik tulisan bisa dilihat. Sebuah kisah dari kegiatan pelesiran ini akan ditulis oleh masing-masing peserta. Tulisan itu akan diterbitkan untuk menambah koleksi buku lokal. Tulisan ini akan menjadi tanda bahwa pelesiran yang dilakukan Rumah Literasi bukan pelesiran biasa. (*)