Oleh: Beni Sulastiyo
Ternyata inilah sound system yang digunakan temen-temen peserta aksi unjuk rasa tolak omnibus law yang berujung rusuh di Gedung DPRD Provinsi Kalbar kemarin. Saya mendapatkan foto ini dari bang Rahmat Saiful, mantan Presiden BEM UNTAN.
Ini kesalahan fatal men-temen. Sound system yang diimplant di mobil ini memang sengaja dibuat untuk menguraikan massa. Dimana salah satu fungsinya dapat menyebarkan suara yang dapat membuat pendengaran masaa aksi menjadi terganggu.
Dari namanya saja sudah jelas. Mobil Raisa, mobil pengurai massa. Pengurai itu pemecah.:-)
Tapi ga apa-apa. Salah itu biasa. Tapi lain kali harus diperbaiki lagi ya. 🙂
Kalau tak ada vendor persewaan mobil yang mau menyewakan mobilnya karena takut rusak, pake gerobak besi aja. Ditarik atau didorong rame-rame. Yang penting jangan pake sound sytem milik Pak Pulisi. Bahaya, men-temen. Terlebih kalau peserta aksi nya beribu jumlahnya.
Mengapa bahaya?
Karena massa aksi harus terpimpin. Satu komando, satu tujuan. Nah, sound system adalah alat paling vital untuk memimpin dan menyatukan komando/perintah.
Lewat sound sytem itulah komando aksi dilepaskan. Komando untuk merapatkan barisan. Komando untuk tidak memancing keributan. Komando untuk tetap menjaga majelis aksi tetap kondusif.
Dalam manajemen aksi, biasanya ada KORLAP, singkatan dari koordinator lapangan. Tugas korlap kalau dalam kegiatan shalat jumat itu kira-kira sama dengan seorang muadzin.
Tugas muadzin adalah memberi perintah/ seruan/ aba-aba kepada masyarakat untuk melaksanakan shalat jumat. Caranya dengan mengumandangkan adzan lewat sound system. Zaman dahulu, sewaktu belum ada listrik dan alat elektronik, adzan itu diserukan lewat menara.
Muadzin juga memberikan komando untuk melaksanakan shalat dengan mengumandangkan iqomah. Alat yang digunakan sama, sound system.
Jadi peran sound system itu teramat penting. Terlebih dalam pelaksanaan aksi unjuk rasa di ruang terbuka dengan peserta aksi yang beraneka.
Soundsytem yang baik juga teramat penting untuk menyampaikan pemikiran dan pernyataan sikap kepada peserta aksi. Dengan demikian peserta aksi dapat menjadi massa terdidik.
Massa terdidik itu penting, agar ada transfer pengetahuan, spirit dan semangat dari pimpinan aksi kepada massa aksi. Lewat sound system, peserta aksi harus diberitahu mengapa melakukan unjuk rasa, apa tuntutannya, serta kepada siapa tuntutan itu disampaikan.
Jika hal ini dapat tersampaikan dengan baik, para peserta aksi akan menjadi massa yang terdidik. Massa yang sadar dengan apa yang sedang ia perjuangkan.
Kesadaran massa ini penting untuk menjaga agar aktivitas unjuk rasa dikemudian hari dapat kembali diikuti oleh peserta aksi yang hadir. Dan apabila kualitas kesadarannya semakin tinggi, maka mereka akan dapat mengajak teman-temannya untuk terlibat dalam pagelaran aksi yang akan dilakukan selanjutnya.
Jadi unjuk rasa itu bukan sekedar sebuah media untuk menyampaikan tuntutan, tapi bisa pula dijadikan sebagai sarana pendidikan kritis bagi masyarakat. Dan dalam konteks ini, fungsi sound sytem menjadi teramat vital.
Begitu ya men-temen. Tetap semangat . Ayo kita bersiap shalat jumat.
Bagi petugas shalat jumat, pastikan untuk menggunakan sound system milik sendiri. 🙂
*
Ptk, 9.10.2020
Beni Sulastiyo
Fans Berat Mahasiswa Kalbar