Oleh: Saripaini
Libur adalah suatu yang dinanti-nanti oleh para pekerja tak terkecuali untuk para pekerja keras, dimana mereka tidak lagi melakukan aktivitas dengan kesibukan yang sama. Begitu pula kami mahasiswa. Tahulah bagaimana kesibukannya dan tak perlu kudeskripsikan lagi. Kata orang sibuk itu hukum alam, tapi bagiku sibuk itu pilihan dan refreshing itu kebutuhan.
Kamis, 01 Februari 2018. Ya, hari itu adalah hari pertama mengawali Februari 2018, tak ada yang spesial bukan? Tapi spesial bagiku, ini adalah hari libur, tepatnya hari libur untuk kami para mahasiswa. Kami baru terbebas dari kesibukan yang membanggakan. Ya, bagiku itu membanggakan.
“Jangan terlalu jauh, bagus, menyenangkan, bisa ditempuh pakai motor, jangan sampai nginap.” Itu deretan persyaratan yang kami sepakati sebelum memutuskan dimana kami akan menghabiskan waktu liburan bersama. Tak lama hanya sehari, maklum anak perempuan. Oh, iya pemberitahuan bahwa kami sedang berada di wilayah Sungai Kakap dan Punggur.
“Kira-kira di mana kami bisa menemukan tempat seperti itu?”
Banyak penawaran tempat wisata yang direkomendasikan, tapi tak memenuhi persyaratan karena jauh dan tak mempunyai keberanian yang cukup untuk menggunakan motor. Hal itu tak bebarti kami mengurungkan niat untuk pergi liburan, melalui informasi bahwa di Telok Pakedai ada tempat wisata yang bagus dan menarik. Semua sepakat untuk pergi, tinggal menentukan waktu yang tepat agar bisa berangkat semuanya. Akhirnya diputuskan kami akan berangakat hari Kamis. Tak ramai hanya 5 orang di luar ekspektasi yang diperkirakan 10-15 orang. Sudah lupakan saja.
“Embung Parong kami datang!”
Sebenarnya sebelum berangkat kami tak tahu nama tempat yang ingin kami tuju, bahkan yang lebih parahnya kami menelusuri jalan yang benar tapi salah. Salahnya adalah karena mengira bahwa jalan yang kami lewati adalah Teluk Pakedai padahal kami ada di Kubu. Aku baru sadar setelah Tija menunjukkan jiwa penelitinya, toleh kanan toleh kiri untuk mencari tulisan Telok Pakedai yang belum ia temukan kecuali Kubu dan kami semakin yakin kalau kami berada di Kubu setelah melihat papan yang tertulis “SMP NEGERI 7 KUBU”.
Aku langsung teringat dengan SMP NEGERI 9 Kubu yang terletak di Desa Dabong. Ya, tak salah lagi ini di Kubu. Perjalanan berlanjut di pandu oleh Pak David salah seorang warga Parit Baru yang bersedia mengantarkan kami ke Embung Parong yang terletak di kawasan Paret Sembilan.
Di perjalanan tak jauh dari Embung Parong tak sengaja mataku menyorot papan hijau yang menunjukkan makam raja Ambawang. Menurutku ini menarik, tak kalah menarik dengan keindahan Embung Parong yang ditata sedemikian rupa hingga menjadi indah dan tempat untuk dijadikan tempat refreshing.
Pontianak, 02 Februari 2018