teraju. id, Orchardz – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalbar bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melaksanakan diseminasi hasil survei tentang daya tangkal masyarakat terhadap radikalisme di Provinsi Kalbar, Kamis, 19/10/17 bertempat di Hotel Orchardz Gajahmada Pontianak.
Di hadapan 30-an peserta antarlembaga, Sekretaris FKPT Kalbar, A Liuk, S. Pd, M. Si ketika membuka kegiatan mengutip pendapat Kapolri bahwa Kalbar merupakan garis merah.
“Garis merah itu sebagai peringatan kepada seluruh komponen masyarakat untuk merapatkan barisan sehingga pilkada serentak tahun 2018 dapat berjalan aman, sukses dan lancar. Di mana setiap warga dapat menyalurkan aspirasi tanpa rasa takut,” ungkap A Liuk.
Mantan Kepala Kesbangpol yang kini Kepala Sekretariat KPU Kalbar ini menyebut agenda Pilgub plus pilkada kabupaten / kota ada lima wilayah. Enam jika dihitung dengan Pilgub. Agenda tersebut beririsan dengan pemilu legislatif tahun 2019. “Seperti saat ini, parpol sedang pendaftaran di KPU untuk bisa mengikuti pemilu 2019,” kata A Liuk.
Daerah Kalbar berbatasan langsung dengan Malaysia. Dinamika politik mancanegara bisa terhubung langsung. Seperti hasil penelitian FKPT sebelumnya, bahwa Kalbar memang masuk garis merah kekerasan, walaupun menolak terorisme maupun radikalisme.
“Konflik Merowi di Filipina juga berimbas di pemberitaan mainstream serta sosial media. Kita harus bisa menjaga stabilitas keamanan di Kalbar. Tunjukkan bahwa garis merah itu adalah peringatan dini. Kita antisipasi dengan kerjasama serta merapatkan barisan, ” imbau A Liuk.