in ,

Mujahidin jadi “Lautan” Putih

WhatsApp Image 2017 05 20 at 12.37.41

teraju.id, Pontianak  – Massa GBU ( Gerakan Bela Ulama) mulai memadati halaman Masjid Raya Mujahidin sekira pukul 10.00, Sabtu, 20/5/17. Halaman tak kurang dari 2 hektar mulai berubah warna menjadi putih akibat busana muslim yang dikenakan.

Puncaknya setelah kumandang azan zuhur di mana jemaah luber sampai ke trotoar. Massa GBU berteriak minta keadilan bagi penegak hukum agar bertindak dengan tegas dan tidak memilah-milah.

Massa kaum muslimin mengikuti arahan dari kepolisian untuk bersama-sama turun long march selesai sholat bersama. Massa diperkirakan belasan ribu orang.

“Para ulama diusir, umat Islam di lecehkan, kami menuntut keadilan?” ujar Wawan salah seorang orator.

Di tempat terpisah di Mapolda, dua orang dimintai keterangan setelah dilaporkan bertindak intoleran. Masing-masing atas nama Bambang dan Isa. Sehari sebelumnya Ketua Persatuan Orang Melayu Agus Setiadi juga diminta keterangannya.

“Saya dilaporkan Pak Cornelis di Polda. Saya juga lapor balik, ” ungkapnya.

Persoalan GBU dimulai dengan pidato Gubernur Cornelis dalam acara adat naik dango di Kabupaten Landak yang menyatakan akan mengusir Habib Rizieq dan Tengku Zulkarnain atau FPI jika mendarat di Kalbar. Pidato ini disambut pro dan kontra sehingga terjadi pemulangan ulama dari FPI di Bandara Soepadio, Jumat, 5/5/17 malam. Selanjutnya Persatuan Orang Melayu menyatakan akan menuntut keadilan atas pengusiran ulama tersebut. POM mendapat advokasi secara resmi dari sejumlah pengacara di Kota Pontianak. Selanjutnya perihal ujaran kebencian berada di jalur hukum. Masa waktu penyelesaian akan cukup lama.

Sampai berita ini diturunkan massa GBU aman, tertib dan terkendali. Mereka berjanji aksi yang lembut, tidak membuang sampah sembarangan, dan tidak merusak alias anarkistik. Senjata tajam dan minuman keras diharamkan. (Syamsul/Nuris)

Written by teraju

WhatsApp Image 2017 05 20 at 09.26.10

Listrik, Jalan dan Sinyal di Kolo

WhatsApp Image 2017 05 20 at 13.04.08

Semarak Gawai Dayak di Rumah Radakng