Teraju.id – Pemahaman tentang diaspora di Kalimantan itu sangat penting bagi pemerintah dalam membangun masyarakat. Pemahaman ini akan membantu para pengambil keputusan dalam mewujudkan keadilan sosial di tengah masyarakat Kalimantan yang beragam.
Demikian dikatakan sejarawan asal Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Singgih D Sulistyono, saat menyampaikan pengarahan dalam seminar hasil penelitian yang dilaksanakan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Pontianak, di Pontianak, Sabtu (8/10/16).
Menurut pakar sejarah maritim itu, pemahaman tentang diaspora itu akan menjadi kontribusi bagi pengambil kebijakan untuk bisa memahami masyarakat Kalimantan. Pemahaman yang baik akan membantu mereka mengambil keputusan yang baik.
“Pemahaman diaspora akan membantu memahami akar sejarah masyarakat Kalimantan. Pemahaman akar sejarah ini akan membantu memahami karakteristik masyarakat di Kalimantan yang sebagiannya adalah masyarakat diaspora,” katanya.
Masyarakat Kalimantan, khususnya Kalbar ini terdiri dari masyarakat Melayu, Dayak, Bugis, Cina, Jawa, dan lain sebagainya. Mereka-mereka ini semua adalah potensi dalam pembangunan di Kalimantan. Bukannya ancaman yang akan menimbulkan masalah bagi pembangunan.
“Di sana ada bahasa Cina, bahasa Khek atau apa …, di sisi lain ada bahasa Jawa, dan bahasa Melayu,” tambahnya.
Karena itu, Singgih mengajak semua pihak belajar dari para peneliti tentang bagaimana memahami diaspora ini, sehingga perbedaan asal dan masyarakat dilihat sebagai hal yang menarik dan indah.
Pengetahuan ini harus disebarluaskan kepada masyarakat di Kalimantan, khususnya di kalangan para pengambil kebijakan. Singgih sangat berharap pengetahuan dan pemahaman tentang diaspora ini juga pahami oleh anggota Dewan karena dengan pemahaman itu mereka bisa mengontrol kebijakan pemerintah, terutama yang berkaitan dengan keadilan sosial.
Ditambahkan, pemahaman ini selain penting bagi lokal Kalimantan, penting juga bagi Pusat. (y)