teraju.id, Mujahidin – Meninggal Minggu, 25/12/16 pukul 21.40 di RSP Untan karena serangan jantung dan disemayamkan di Kantor Walikota Pontianak, ribuan orang melepas kepergiannya di Masjid Raya Mujahidin waktu zuhur berjamaah, Senin, 26/12/16. Tampak Walikota H Sutarmidji, SH, M.Hum berikut Wakil Walikota Ir H Edi Rusdi Kamtono, MM, MT; Ketua Pembina Yayasan Mujahidin H Gusti Syamsumin, mantan Sekda Kalbar Drs H Syakirman, mantan Ketua DPRD Kota H Daud Mountain, Rektor Untan Prof Dr H Thamrin Usman, DEA, dan mantan Dirut Bank Kalbar H Aspar, SE.
Shalat jenazah dipimpin imam Masjid Raya Mujahidin dan dilanjutkan dengan pengantar dari Ketua Yayasan Mujahidin, Drs H Syakirman. “Beliau wafat mendadak dimana sebelumnya masih bisa bertegur sapa dan bercanda. Namun rizki, jodoh dan maut di tangan Allah SWT. Dan mari kita ikhlaskan kepergian beliau buat selama-lamanya dengan iringan doa semoga khusnul khatimah dan segenap dosa maupun kesalahannya diampuni Allah SWT.” Ribuan jamaah pun menyambut dengan kalimat, “Amiin,” berkali-kali.
Buchary sendiri adalah pengurus di Yayasan Mujahidin. Kediamannya tak jauh dari Masjid Raya Mujahidin sebelum berpindah. Yakni di Jl KS Tubun. Jaraknya hanya lebih kurang 300 meter. Di KS Tubun Buchary yang akrab disapa Bang Bong menetap ketika berdinas di RSUD dr Soedarso hingga menjadi Walikota Pontianak.
Setelah kata sambutan Drs H Syakirman, keranda jenazah diusung ke pemakaman muslim Jl Sepakat 1, dan penghujung Desember ini hari yang biasanya mendung tampak cerah. Liang lahat pun menyambut dengan sempurna sehingga seluruh prosesi berjalan lancar.
Adik kandung Bang Bong, H Malik dalam sambutannya mewakili pihak keluarga mengucapkan terimakasih atas segenap bantuan dan doa seluruh anggota masyarakat yang bersimpati dan bertakziah. Ia tak bosan-bosannya mendoakan agar almarhum mendapatkan tempat yang paling indah di sisi Allah SWT.
Di tempat yang sama, sebelum jenazah dipusarakan, jasad disiram air cucur mawar oleh Ny Sri Astuti berikut tiga putra-putri almarhum, sehingga suasana hening dan khidmat. Setelahnya, barulah peti jenazah diulurkan ke liang lahat, ditutupi tanah merah dan ditabur bunga. Di antara batu nisan dipasang foto Bang Bong dengan stelan jas warna gelap.
Salah seorang sepupu Bang Bong yang juga Direktur PT Kapuas Media Utama Press, H Djunaini KS tampak larut dalam suasana hening dan khidmat.
Dikatakannya, bahwa Bang Bong tak pernah mengeluh sakit. “Dia hanya mengatakan masuk angin. Dikasih minyak kayu putih pun sudah sembuh,” urainya menirukan kalimat Bang Bong yang senang berseloroh. Seloroh Bang Bong yang paling diingat warga adalah pantun keramat pengingat waktu, “ikan sepat ikan gabus// makin cepat makin bagus.”
“Kami mendapat kabar bahwa beliau sesak napas ketika mengendarai mobil klinik. Malam itu dia mengantarkan obat buat pasien. Beruntung kaca jendela mobil dia buka sehingga ditolong oleh juru parkir. Namun ketika kami meluncur ke RSP Untan, beliau sudah menghembuskan napas terakhirnya,” kenang Djunaini didampingi istri seraya menyepakati bahwa kepergian Bang Bong begitu mudahnya. “Insya Allah husnul khatimah, karena sebelum membawakan obat buat pasien, beliau sudah shalat Isya dan kegiatannya di akhir hayat amat penuh membantu kesembuhan orang lain.”
Dalam kesaksian pria yang akrab disapa Bang Djun ini, bahwa Bang Bong sehari sebelumnya tampak sehat walafiat tak kurang sesuatu apapun. Dia wira-wiri dan menjalin kontak dengan banyak pihak. “Rupanya telepon-telepon beliau itu merupakan tanda bahwa dia akan berpulang. Siapa-siapa saja yang ditelepon itu merupakan wasiat,” timpal Bang Djun yang merupakan wartawan super-senior di Kalbar.
Salah seorang yang mendapat telepon Bang Bong adalah komisioner KPU Provinsi Kalbar, Viryan Azis, SE, MM. “Saya ditelepon beliau dalam rangka dukungan dan doa agar saya sukses menjalani ujian sebagai komisioner KPU Pusat,” ungkap Viryan.