teraju.id, Pontianak— Menindaklanjuti pro-kontra sejak digaungkannya Sultan Hamid II “pengkhianat negara” sehingga tidak layak menjadi pahlawan nasional oleh mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Prof Dr AM Hendropriyono melalui Agama Akal TV (YouTube 11 Juni 2020), kemudian disambut pro-kontra sehingga menjadi viral sekaligus trending topik nasional. Sejumlah lembaga di Kota Pontianak bekerjasama membuat seminar dunia maya (webinar). Tema yang hendak disibak adalah Sultan Hamid II: Pengkhianat atau Pahlawan Nasional?
Lembaga penyelenggara webinar ini adalah gabungan media online teraju.id, komunitas pembelajaran Bahasa Inggris “kampoeng english poernama”, pembuka mata dari buta literasi sejak Indonesia merdeka yakni Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) wilayah Kalimantan Barat, lembaga nirlaba bina-antarbudaya khususnya program buka-mata dan telinga dari hoaks alias buta literasi. Kemudian Yayasan Sultan Hamid.
Webinar ini “open minded” untuk uji data dan fakta. Baik peserta webinar yang pro maupun kontra dapat tempat untuk menyampaikan data dan fakta sejarahnya terkait Hamid II. Bagi anda yang berminat mengikuti webinar ini bisa mendaftar melalui LINK INI. Peserta terbatas.
Bertindak selaku moderator adalah Dr Syarifah Ema Rahmaniar, M.Si dosen pasca sarjana yang dikenal populer menjaga kebebasan akademik dan mimbar demokrasi kawula muda Bumi Khatulistiwa. Diharapkan iklim webinar kondusif akademis serta tidak berat sebelah.
Dr Ema yang alumni Ponpes Gontor ini menyatakan siap. Begitupula narasumber sesuai dengan kepakaran serta kapasitasnya. Mereka masing-masing adalah Dr HM Hidayat Nur Wahid, alumni pendidikan Arab Saudi. Mantan Ketua MPR RI ini akan banyak berbicara tentang “Turunan Arab” di Indonesia.
Frasa keturunan Arab ini tertuang di dalam teks judul video YouTube yang diunggah Agama Akal TV bersama Prof Dr AM Hendropriyono yang telah membuat gaduh NKRI sepekan terakhir ini sehingga menimbulkan gelombang reaksi protes kalangan Istana Kesultanan Qadriyah dengan melaporkan Prof Hendropriyono ke Mapolda Kalbar (13/6/2020).
Narasumber berikutnya adalah Gubernur Kalbar H Sutarmidji, SH, M.Hum. Ia sebagai orang No 1 di TP2GD/Tim Pemberi Pangkat / Tanda Gelar Tingkat Daerah. Kemudian H Syarif Abdullah Alkadrie adalah wakil rakyat dari Provinsi Kalbar di DPR RI dimana dia bersentuhan langsung secara genetik dengan Fam Alkadrie sekaligus wakil rakyat yang bermetamorfosis sejak DPRD Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat hingga DPR RI.
Narasumber selanjutnya adalah Anshari Dimyati, SH, MH. Ia mewakili Yayasan Sultan Hamid. Lantas JJ Rizal Sarjana Sejarah (UI). Sejarawan muda Indonesia ini merupakan peraih AWARD Ikapi Jakarta (2011) sebagai penulis sejarah, penerbit buku-buku sejarah dan pengajar sejarah, serta kerap kali jadi narasumber kesejarahan di TV-TV Indonesia. Gebrakannya dalam komunitas sejarah dinilai signifikan menggerakkan kepedulian mempelajari sejarah nasional dan dunia.
Dalam forum ini diberikan kesempatan kepada para sepuh yang tahu untuk bersuara atawa memberikan testimoninya perihal sepak terjang Hamid II Alkadrie. Baik plus maupun minus. Demikian menurut panitia agar tidak ada yang gelap dan kelam lagi seputar sejarah kemerdekaan Republik Indonesia rentang waktu 1945-1950-an mengenai NRI-RIS dan NKRI.
“Kepentingan kita generasi muda adalah membuatnya jadi terang benderang untuk kekuatan kita sebagai bangsa besar sesuai visi-misi Indonesia Raya. Bismillah,” ungkap Panitia Teknis Lapangan.
Melalui webinar ini juga diharapkan pihak yang keras menentang Sultan Hamid II diajukan sebagai calon pahlawan nasional seperti Prof Hendropriyono, Prof Anhar Gonggong, Prof Djoko (UGM), Prof Asvi Warman Adam (LIPI) untuk pro aktif menyampaikan data detailnya. “Kami mengundang guru besar-guru besar tersebut untuk Virtual Meeting dalam rangka saling belajar mendengar agar tidak merugi,” tambah Panpel.
“Bagi netizen yang punya hubungan akrab dengan guru besar tersebut di atas untuk mohon berkenan menyampaikan pula undangan terbuka ini.” (kan)