Oleh: Mita Hairani
Hari ini semua tugas kuliah sudah tuntas. Kami sudah menyelesaikan UAS yang menguras tenaga dan fikiran. Tak ada lagi rasa gelisah dan khawatir tidak dapat menjawab pertanyaan yang diujikan. Tak ada lagi cerita bergadang lewat tengah malam. Hari ini aku merasa lega dan bebas dari kewajiban sebagai seorang mahasiswa, dan untuk itu aku dan Novie sahabatku bisa makan bersama untuk merayakannya.
Tepat pukul 11 kami berkeliling mencari tempat makan yang cocok hingga akhirnya kami singgah di suatu tempat makan yang menjual bakso. Posisinya berdekatan dengan sebuah masjid yang cukup besar sehingga kami dapat melihat cukup banyak laki- laki yang menggunakan pakaian putih dan kopiah langsung pergi ke masjid.
Aku dan Novie bersenda gurau sembari menikmati makanan kami. Sesekali kami melihat banyak kenderaan berlalu lalang. Tempat makan ini cukup ramai sehingga ketika hampir tiba jam makan siang seperti sudah ada beberapa orang yang makan siang.
“Allahu akbar, Allahuakbar”
Belum habis makanan ini suara azan pun berkumandang. Suaranya terdengar jelas karena kami berada tidak jauh dari masjid, namun hingga hampir selesai suara azan tak ada satu pun lelaki baik yang sedang makan ataupun yang para pelayan tempat makan ini yang semuanya laki- laki bergerak ke masjid.
Bahkan mereka tetap beraktivitas seperti biasanya seakan tak ada yang terjadi. Selain itu banyak juga kendaraan yang dikemudikan laki-laki berlalu lalang saat salat Jumat sedang berlangsung.
Aku bertanya pada Novie, “Kalau orang kerje kayak gini dibolehkan dak ye same bosnye melakukan salat Jumat?”.
“Tak tau gak,” jawab Novie.
Setelah kupikir lagi, bekerja memang merupakan kewajiban karena kita perlu mencukupi kebutuhan kita sebagai manusia, namun kita juga memiliki kewajiban kepada Allah yakni melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Salat merupakan kewajiban setiap manusia, dan salat Jumat merupakan kewajiban bagi laki-laki muslim yang memenuhi syarat sah salat. Bukankah kita diciptakan di dunia ini untuk beribadah kepada Allah.
Aku jadi teringat hafalan Alquran ketika aku masih duduk di bangku MTs yang artinya: “Hai orang orang yang beriman, apabila diseru untuk melaksanakan salat Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”. ( Al Jumuah /62:9)
Dalam suatu hadis disebutkan, “Barang siapa meninggalkan salat Jumat sebanyak 3 kali karena lalai terhadap salat tersebut Allah akan tutupi hatinya. ( HR. Abu Daud no 1025, An Nasai no 1369, dan Ahmad:3 )
Ketika kami pulang, mereka yang salat Jumat juga sudah pulang. Aku menegur penjual bakso yang sedang ngobrol dengan teman lelakinya untuk membayar makanan kami.
Aku teringat data yang kuambil untuk tugas yang telah lalu bahwa Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Mungkin memang masih banyak yang belum tahu akan wajibnya “Kewajiban” itu. Dan lagi-lagi ini merupakan PR bagi para pendakwah dan kita semua. (*)