Oleh: Novie Anggraeni
Anak SMK atau lulusan SMK khususnya pasti tahu bagaimana rasanya magang? Ya, magang. Melakukan praktek kerja ke sebuah perusahaan, industri atau suatu instansi. Demi mendapat nilai dan menerapkan ilmu yang telah dipelajarinya selama proses belajar di kelas.
Begitu pula adik saya, namanya Deli Desaily. Bersekolah di SMK Panca Karsa Sungai Pinyuh kelas 2, mengambil jurusan Administrasi Perkantoran. Awal tahun ini, dia sudah diharuskan untuk menjalankan tugas Prakerin (Praktek Kerja industri) dari sekolahnya.
Sebelumnya, dia sibuk mencari perusahaan atau instansi untuk tempat magangnya nanti. Dia juga sudah mencoba mengajukan permohonan untuk magang ke sebuah pabrik yang berada tak jauh dari depan Gang Parit Brahima (gang menuju rumah nenek saya di Wajok Hulu) yakni di PT. Indofood CBP Sukses Makmur TBK, terletak di tepi jalan raya Wajok Hulu KM 10,7. Pabrik ini bergerak di bidang pengolahan makanan mie instant. Akan tetapi, belum sampai hajat adik saya untuk magang di sana. Karena, terdapat kekeliruan dan kesalahan dalam proses kepengurusan data sehingga dia tidak dapat diterima.
Akhirnya, saya pun menemani Deli untuk mencari perusahaan atau instansi lain yang bersedia menerima Deli untuk magang. Dia sempat berputus asa. Sebab gurunya sudah sempat mengatakan, jika dia tidak mendapatkan tempat untuk magang, maka dia tidak akan magang dan juga tidak mendapat nilai Prakerin.
Dia pun mengingat usulan Papa untuk mencoba mengajukan permohonan magang ke kantor Walikota Pontianak. Tanpa berpikir panjang lagi, kami pun langsung berangkat dari Wajok Hulu ke Pontianak.
Di tengah perjalanan, dia masih memperhatikan beberapa perusahaan yang ada tampak berjejer di tepi jalan. Dia juga sempat berpikir untuk mencoba mengajukan di perusahaan itu. Namun, kembali diurungkannya karena kami juga keterbatasan waktu saat itu.
Kami sudah tiba di depan kantor Walikota Pontianak. Raut tegang tampak jelas di wajahnya. Tapi, dia mencoba untuk tetap tenang. Setelah bertanya dengan staff informasi, dia pun dipersilahkan untuk masuk ke ruang TU.
Saya juga dipersilahkan masuk saat itu. Namun, saya merasa enggan masuk dan memilih untuk menunggu di ruang staff informasi itu.
Butuh waktu yang lama untuk saya menunggu Deli keluar dari ruang TU. Entah apa yang mereka bicarakan sehingga lama sekali. Tak lama kemudian, Deli pun keluar dengan wajah cerah dan senyum pun terpancar. Sedangkan, tangannya yang dikepal bergerak maju lalu ditariknya ke belakang, sambil bersuara lirih “Yeah, kena terima!”
Saya pun ingin tertawa tapi hanya bisa tersenyum melihat raut wajahnya yang sangat begitu senang. Setelah diberikan pesan untuk segera menyampaikan surat permohonan magang dari SMK nya oleh Pak Dicky, salah satu staff TU. Deli pun berterimakasih dan kami segera pulang.
Dia menceritakan apa saja yang dia bicarakan sewaktu di dalam tadi.
Namun, tetap saja, wajahnya dan nada suaranya masih tergambar rasa senang dan bangga. Sampai-sampai di tengah perjalanan pulang pun dia masih tidak dapat mengontrol rasa senang dan sungguh tak dapat menahan takjub karena akan magang di kantor Walikota Pontianak yang baginya dan teman-teman sekolahnya adalah hal yang luar biasa.
Deli pun mulai magang pada hari Selasa tanggal 16 Januari 2018 hingga mencapai waktu 3 bulan masa berakhir Prakerinnya. Saya juga ikut bersyukur kepada Allah SWT karena Deli dapat diterima magang di kantor Walikota Pontianak. Ini merupakan balasan atas kerja keras, usaha dan keberaniannya untuk berbicara sendiri tanpa harus saya ikut membantunya.
Ini juga pembelajaran untuk saya sendiri agar tidak mudah berputus asa. Dan satu yang paling penting dari semuanya adalah sikap berani mencoba harus dibangun dan diawali dari diri sendiri. Apabila kita sudah berani mencoba, maka atas izin Allah SWT segalanya akan mungkin saja terjadi. (*)