in

Buah Cempedak

WhatsApp Image 2018 01 09 at 18.45.42

Oleh: Ambaryani

Sudah agak lama saya lihat banyak yang jual buah cempedak di sepanjang jalan Rasau Jaya. Aromanya semerbak. Harum. Sampai berangki-angki baunya. Terngiang-ngiang.

Saking banyaknya, sampai kuning-kuning, mengering buahnya. Lama-lama membusuk. Terlalu banyak, tak laku nampaknya.
Tak terbersit untuk membeli buah beraroma menyengat dan bergetah ini. Walaupun sepanjang jalan saya membayangkan, betapa nikmatnya buah cempedak digoreng dicampur tepung. Mak nyus. KFC ala kampung.

Bijinya juga bisa diolah menjadi beberapa pilihan menu dulu. Biji yang masih mentah, dibakar. Rasanya mirip kacang tanah. Selain itu direbus, dimakan begitu saja juga ok. Setelah direbus, bisa juga dibuat sambal goreng campur ikan teri, atau dibuat prekedel juga tak kalah lezat.

Dulu, Makde Siti yang sering membuat kudapan ini. Beliau punya banyak pohonnya di kampung. Ada 1 kebunnya isinya hanya pohon cempedak dan petai.

Kalau sudah musim buah cempedak begini, kami sampai kekenyangan. Bahasa Melayunya, mabok jak tadak. Saking banyaknya. Sampai berkarung-karung. Tidak terjual.

Beberapa hari lalu, saya dapat rezeki buah ini. Saat main ke rumah Mbak Tafiq di Teluk Nangka A TR 10. Ya, buah cempedak yang aromanya membuat cacing di perut menari. Makan hanya beberapa biji, aroma yang menempel di tangan tak hilang-hilang. (*)

Written by Ambaryani

Ambaryani, Pegawai Pemerintahan Kabupaten Kubu Raya. Lulusan Program Studi Komunikasi STAIN Pontianak. Buku berjudul; 1. Pesona Kubu Raya 2. Kubu 360 adalah buku yang ditulisnya selama menjadi ASN Kabupaten Kubu Raya

515036 b427502c 2b27 11e5 a3d5 4dd749bc7260

Keliling Dunia dalam 24 Jam

WhatsApp Image 2018 01 09 at 19.27.26

Lempok Bungkus Daun Rerit dari Iman