Oleh: Ambaryani
Minggu lalu, saya dapat pesan WA dari teman CPNS yang tugas di SMPN 8 Mengkalang Kubu, Mba Aslah yang mengabarkan bahwa ada titipan buku harian dari anak muridnya. Awalnya, saya agak heran mendapat pesan itu.
“Buku harian?”
Agak lama saya berpikir, mengingat-ingngat soal buku harian yang dimaksud Mba Aslah. Saat saya ingat Mengkalang, saya langsung teringat kegiatan fasilitasi pendidikan yang saya laksanakan di sana Februari lalu. Di SMPN 8 Mengkalang.
Saya senyum-senyum sendiri setelah ingat akan hal itu. Saya senyum bahagia karena anak-anak masih ingat hari itu. Saat itu, saya dan Pak Yusriadi yang jadi partner dalam kegiatan tersebut pernah berjanji siapapun siswa yang punya buku harian, kami siap memfasilitasi agar buku harian itu bisa dibukukan. Dan ternyata mereka sedang menagih janji kami.
Tentu saja saya bahagia. Dari sekolah kampung ujung Kubu, ada siswa yang memiliki semangat luar biasa. Mereka lanjutkan semangat yang pernah kami pantik 12 Februari lalu. Mereka menjaga semangat itu.
Berawal dari buku harian, Asma Nadia kemudian menjadi penulis novel yang kemudian cerita itu di filemkan. Berawal dari cerita keseharian Andrea Hirata juga mereguk manisnya menjadi penulis novel best seler. Setidaknya, langkah besar itu harus dirintis dari selangkah dua langkah. Semoga suatu saat nanti, akan lahir penulis dari kampung ujung Kubu. Amin.