Oleh: Dinda Fasya Aulia Rahmi
Panik Buying akhir-akhir ini sering terjadi dan banyak dirasakan orang masyarakat yang berpenghasilan rendah di Arang Limbung. Hal ini terjadi mulai dari tanggal 16 Maret 2020 sampai sekarang. Pasalnya, mereka yang tidak memiliki uang tidak bisa membeli keperluan yang mereka butuhkan dikarenakan stok habis dan harganya mahal.
Mungkin bagi sebagian orang yang berkecukupan hal ini tidak menjadi masalah, tapi bagaimana jika orang yang hanya berpenghasilan sedikit? Tentu hal itu menjadi masalah. Belum lagi harga kebutuhan pokok yang melonjak tinggi dikarenakan banyaknya masyarakat yang menyimpan bahan pangan tersebut dalam jumlah yang cukup besar.
Saat mulai diberitahukan bahwa di Kalimantan Barat khususnya Kota Pontianak yang positif Covid-19 mereka jadi panik dan langsung berbondong-bondong membeli bahan pangan semaunya. Tetapi ada juga beberapa toko dan supermarket yang membatasi jumlah pembelian misalnya besar pembelian max 10kg/orang.
“Gula dan minyak goreng juga susah dapat akhir-akhir ini karena banyak yang membeli” ujar Mardiana seorang ibu rumah tangga.
Persoalan ketersediaan masker dan Hand Sanitizer juga menjadi bahan perbincangan masyarakat sekitar. Masker yang harganya berkisar sekitar 15ribu – 30ribu per kotak menjadi ratusan ribu dan Hand Sanitizer yang awalnya di bawah 100ribu untuk 500ml sekarang di atas 100ribu. Dan sekarang pun ke dua barang tersebut sangat susah untuk didapatkan. Masyarakat sangat berharap agar pemerintah memberikan kebijakan yang bisa meringankan beban bagi yang kurang mampu.
Hal ini juga membuat beberapa orang yang bergabung dalam suatu organisasi dan himpunan masyarakat ikut membantu berdonasi dan berbagi kepada mereka yang membutuhkan.
“Kami juga membagikan Hand Sanitizer kepada driver ojol” ujar Andi sebagai salah satu reseller Hand Sanitizer.
Hal ini bisa menjadi PR bagi pemerintah dan masyarakat untuk mengatur dan mengingatkan agar tidak panic buying dan membeli secukupnya saja.