Oleh’ Ambaryani
Seperti biasa, dini hari saya start dari rumah. Jalanan masih remang-remang walaupun lampu jalanan masih menyala. Dini hari, perjalanan masih lancar jaya karena jalan masih sepi.
Saya langsung menunggu simpang tiga bandara Supadio, arah Rasau. Tempat tunggu saya dan Kak Yuyun teman sekantor. Dari rumah tidak ada yang aneh dengan motor saya. Stabil. Karena, memang setiap bulan rutin saya servic dan ganti oli.
Servic dan ganti oli menjadi keharusan, karena rute perjalanan saya setiap hari lumayan panjang. Pp 5 jam sehari Pontianak-Kubu. Lebih lagi, di perkampungan susah ketemu bengkel.
Langkah antisipasi agar motor dalam kondiai fit, selalu perawatan. Itu semua wujud ikhtiar ditambah do’a agar di perjalanan lancar jaya tak ada hambatan. Selebihnya, Allah punya rencana.
Begitu juga dengan kejadian pagi ini. Setelah menunggu teman datang, ternyata motor tak mau hidup saat di stater. Berkali-kali saya coba tak bisa. Kemudian, saya coba pakai stater kaki. Sudah berkali-kali tendang, tak ada respon sedikitpun. Seperti membakar kayu api yang masih basah. Melempem.
Saya cek minyak, masih ada sedikit. Saya masih berharap masalahnya kering minyak. Saya dorong sedikit ke kios bensin. Saya isi minyaknya, kemudian mencoba stater lagi. Tapi tak juga berhasil. Bapak-bapak yang ada di kios bensin menawarkan bantuan.
“Coba Dek saya bantu hidupkan”.
Saya senang mendengar ada yang menawarkan bantuan, sambil berdoa semoga motor bisa hidup. Beberapa kali si bapak mencoba, tak berhasil.
“Perapiannya ndak ada ni, harus ke bengkel! Setelah faskes tu ada bengkel. Coba diketuk, siapa tau mau”, kata bapak itu memberi saya petunjuk.
Teman yang sebenarnya sudah sampai Simpang Kuala, balik lagi menghampiri saya yang masih di posisi semula setelah saya Wa jika motor mogok. Akhirnya, teman membantu saya mendorong motor dari belakang. Menuju arah bengkel motor yang masih belum buka. Karena memang masih terlalu pagi.
Inilah perjalanan. Banyak hal di luar dugaan. Begitu juga dengan kehidupan. Kadang banyak hal di luar prediksi. Tapi tetap saja, alhamdulillah untuk semua hal. Jalani saja. (*)