Oleh: Ambaryani
Saat ngetrip Pontianak hingga Pemangkat bersama misua ujung minggu ini, saya sempat senyum-senyum sendiri saat masuk wilayah Kabupaten Sambas.
“Luar biasa,” bisik saya dalam hati.
Begitu melewati gerbang selamat datang di Kabupaten Sambas, beberapa ratus meter kemudian, ada himbauan-himbauan Satlantas berbahasa Melayu Sambas.Himbauan ini sebenarnya serius juga penting. Tapi, dengan kemasan berbahasa Melayu membuat hal ini ringan dan mudah diingat. Cepat ngenak, bahasa Melayu Pontianaknya.
“Biax jaman now, anti ngebut”.
“Taat dan tertib berlalu lintas, iyye budaye urang Sambas”.
“Ummor 17 tahun barrok bise bawak motor, sayange’ nyawe anak kite”.
“Mun ngantuk, ngopi dolok!!”.
Beberapa kata himbauan itu, tertulis jelas di pinggir-pinggir jalan dan masih banyak kalimat-kalimat lain yang dikemas secara menarik. Terus terang, sepanjang jalan, saya merasa penasaran tulisan apa lagi yang lain.
Ini sesuatu yang luar biasa. Penggunaan bahasa lokal dalam himbauan-himbauan seperti ini, tentu lebih mengena dan membakas bagi warga setempat. Cara-cara kreatif untuk mengemas suatu himbauan, hingga pesan yang ingin disampaikan mudah tersampaikan. Ini salah satu strategi komunikasi yang luar biasa.
Tentu saja, acungan jempol untuk Satlantas yang menegemas himbauan ini menjadi semenarik ini. Andai saja, pesan publik lain bisa digagas seunik ini. Yang membacanya lebih santai, hati senang, pesanpun sampai.