Oleh Beni Sulastyo
Investor itu adalah orang yang menanamkan uangnya untuk bisnis. Tujuannya untuk memperoleh gain, keuntungan atau profit dari uang yang ia tanamkan.
Investor itu banyak jenisnya. Ada yang bermain secara langsung dalam bisnis tertentu, ada pula yang bermain secara tidak langsung, misalnya dengan membeli saham di bursa efek.
Di luar kedua jenis investor itu ada INMAS, singkatan dari investor masjid. π
Nah, di Masjid Kapal Munzalan, Gurunda Adi Pratama Larisindo (Pak Yayi Een) adalah salah satu dari ribuan INMAS yang mensupport Masjid ini. Di Masjid ini beliau banyak menginvestasikan hartanya.
Pak Yayi Een adalah INMAS junior. INMAS yang lebih seniornya ada Gurunda H.M. Nur Hasan atau biasa yang kami sapa dengan panggilan akrab Tok Ya.
Salah satu investasi spektakuler yang pernah ditanamkan oleh Pak Yayi Een di Masjid Kapal Munzalan adalah sebuah mobil. Mobilnya bukan mobil kaleng-kaleng. Tapi mobil yang pada tahun 2014, tergolong mobil mewah, yaitu Honda CRV keluaran terbaru.
Mobil itu beliau peroleh dari hasil kerja keras beliau sebagai pengusaha muda yang berduet bersama istri beliau, Bunda Mira. Hasil kerja keras itu beliau investasikan ke Masjid Kapal Munzalan pada tahun 2014.
Investasi Pak Yayi Een itu kemudian digunakan oleh Gurunda Ustaz Luqmanulhakim, CEOMAS, CEOMASjid di Masjid Kapal Munzalan untuk menunjang operasi amal sholeh di Masjid yang beliau pimpin. Untuk
Antar-jemput ulama, untuk memuliakan tamu, juga untuk mengantar beras bagi anak yatim dan para penghafal Al Quran.
Investasi Pak Yayi Een kemudian berkembang biak menghasilkan mobil-mobil yang lain. Saat ini, setelah 6 tahun, terdapat setidaknya 16 mobil yang mendukung aktivitas amal sholeh di Masjid Kapal Munzalan.
**
Sebagaimana investor dalam dunia bisnis, seorang INMAS juga bisa menikmati keuntungan. Pak Yayi Een, misalnya, memiliki hak untuk menggunakan semua kendaraan di Masjid Kapal Munzalan untuk tujuan kebaikan, termasuklah untuk menggunakan mobil CRV yang sudah beliau investasikan di Masjid Kapal Munzalan.
Kok masih bisa digunakan?
Ya, karena beliau adalah adalah salah aktivis di Masjid Kapal Munzalan. Terlebih beliau adalah salah satu dari 4 orang Pimpinan di Masjid Kapal Munzalan.
Sebagai seorang Pimpinan, Kalau mau, beliau bahkan bisa gonta-ganti mobil 16 kali dalam sehari. π Walaupun demikian, Pak Yayi Een tak pernah melakukannya. π
Artinya sebagai seorang investor, Pak Yayi Een masih tetap punya kesempatan untuk mendapatkan manfaat dari investasi awalnya bahkan memiliki hak pula untuk menggunakan kendaraan-kendaraan lain yang telah “berkembang biak”.
Jadi tak benar bahwa seorang INMAS yang telah menginvestasikan hartanya untuk kepentingan ummat tak bisa menggunakan hasil dari investasi yang ia tanamkan. Tetap bisa, selama untuk aktivitas kebaikan, selama untuk kepentingan amal sholeh.
Perbedaannya hanyalah pada persoalan kepemilikan saja. Yaitu bahwa mobil CRV yang telah beliau investasikan telah menjadi milik ummat, sementara hak pakai tetap, bahkan hak pakainya berkembang, yang mana semula hanya punya satu, sekrang berkembang menjadi 16 pilihan kendaraan.
Jadi tak benar seorang INMAS yang turut membersamai kegiatan amal sholeh di Masjid akan jatuh miskin, akan menjadi sebatang lilin yang menerangi sekitarnya tapi kemudian hancur dan leleh.
Demikian pula yang terjadi pasa para INMAS dalam catatan sejarah peradaban manusia.
Raden Patah adalah INMAS di Masjid Demak. Investasinya kemudian berkembang di wilayah demak. Dan Raden Patah tak lantas hancur-leleh melainkan justru menjadi salah satu orang yang terpandang dalam di kawasan Demak.
Karena punya kontribusi sosial yang besar takdir Allah pun menetapkan beliau sebagai orang nomor 1 di Pulau Jawa, sebagai seorang Presiden di sebuah negara berdaulat yang bernama Kesultanan Demak Bintoro.
R Hadiwijaya adalah INMAS juga. Masjidmya adalah Masjid Laweyan Solo. Ia kemudian menjadi kepala negara saat wilayah Pajang menjadi wilayah yang berdaulat.
R Sutawijaya adalah INMAS Di Masjid Kotagede. Ia kemudian menjadi kepala negara saat di wilayah itu berkembang menjadi wilayah yang maju yang kemudian menjadi sebuah wilayah berdaulat yang bernama Kesultanan Mataram Islam.
Sultan Abdurrahman adalah INMAS di Masjid Kesultanan Kadriah. Beliaupun kemudian menjadi kepala negara yang mashur setelah wilayahnya maju dan menjadi wilayah yang berdaulat yang diberinama Kesultanan Pontianak.
Jadi investasi dalam dunia bisnis dan investasi dalam dunia amal sholeh, sama saja. Sama-sama menguntungkan. Keduanya sama-sama mulia selama bertujuan untuk kemashlahatan bersama. Menjadi investor bisnis itu baik, menjadi Investor Masjid juga baik. Dan yang lebih baik adalah mejadi kedua-duanya seperti yang dilakoni oleh Pak Yayi Een ini.
Adakah yang ingin menyusul langkah Pak Yayi Een sebagai INMAS yang sukses di dunia dan aherat?
Silahkan bergabung dalam WAG berikut ini agar bisa belajar dengan para INMAS zaman now dalam wilayah NKRI.
https://bit.ly/masjidbillionaire7
https://bit.ly/masjidbillionaire8
https://bit.ly/masjidbillionaire9
https://bit.l/masjidbillionaire10
Catatan: Klik salah satu saja, jika link WAG yang di atas sudah penuh, silahkan klik link di bawahnya
*
Beni Sulastiyo
#masjidenterprise #masjidbillionaire