in

Keram Tangan, Kaki+Hati

images 6

Oleh: Ambaryani

Keram tangan, kaki+hati. Itu kata yang tepat untuk mengambarkan apa yang saya jalani hari ini. Kondisi itu terjadi saat saya harus lewat jalan alternatif di Sungai Bulan, pengalihan jalan yang sedang dalam perbaikan.

Jalannya melalui semak belukar, sawit dan persawahan. Lebih tepatnya jalan pematang sawah. Jalan tanah liat yang super duper licin, membuat ban motor hanya berputar di tempat. Digas pol, tak mau maju. Ban belakang justru meleset ke kanan kiri. Kaki kiri juga tak mau kalah. Terpeleset-peleset menahan pijakan.

Kaki terus menapak kuat tanah sebisa mungkin agar tak landing. Tangan menahan dengan sekuat tenaga, agar stang tetap pada posisi berdiri, walaupun sering miring-miring. Hati dag dig dug, berdesir-desir saat ban meleset dan motor hampir tumbang.

Lama saya bergulat dengan lumpur sendirian. Teman yang biasa turun sama-sama sedang Prajab. Tak ada pula orang yang lewat. Setelah setengah perjalanan, ada Ibu-Ibu dari arah berlawanan yang juga nampak kepayahan melalui jalan ini.

“Mbak, ngko nek ketemu simpang sampean terus wae! Rodo penak ketimbang penggokan seng iki. Lewat TR 8,” kata si ibu memberi arahan pada saya.

Saya yang masih terengah-engah mendorong motor, mengiyakan saja.

Walaupun sebenarnya agak bingung. Belum tau jalurnya. Tak lama, ada 1 pengendara motor king di belakang saya.

“Mas, mau lewat mana? TR 8 kah?” Ibu tadi kembali bertanya.

“Ia,” jawab si mas singkat.

“Melu mas kui wae mbak, mas e wes ngerti,” kata si ibu, dan saya pun manut.

Si mas bermotor king, beberapa kali membantu saya dorong motor. Ban nyangkut di lubang lumpur, atau nyangkut di akar kayu yang melintang.

Total-total, lebih 5 kali saya dorong-dorong motor. Sepatu, celana sudah tak berupa lagi. Seperti habis ke ladang.
Sayang saya tidak sempat memotret jalan. Karena harus ikut rute orang lain.

Dan saya jauh tertinggal, banyak nyangkut. Sebenarnya saya sudah berpikir untuk lewat sawit. Rute Pinang-Bintang Mas. Tapi berhubung saya tak ada teman jalan kali ini, agak ragu. Saya pilihlah jalur Sungai Bulan Jangkang yang melintasi pemukiman warga.

Sungguh, bertugas di kampung membutuhkan tenaga dan perasaan yang extra. Terlebih kesabaran. Semoga diberi kesabaran dan kekuatan yang lebih. Amin.

Written by Ambaryani

Ambaryani, Pegawai Pemerintahan Kabupaten Kubu Raya. Lulusan Program Studi Komunikasi STAIN Pontianak. Buku berjudul; 1. Pesona Kubu Raya 2. Kubu 360 adalah buku yang ditulisnya selama menjadi ASN Kabupaten Kubu Raya

gambar bunga matahari

Mewarnai atau Diwarnai

Press Confrence Peluncuran all new Honda pcx di Pontianak

Astra Motor Luncurkan All New Honda PCX Produksi Indonesia