“Kita Baru Mulai”

21 Min Read


Oleh: KH Lukmanul Hakim, SE, MM dan Rendi Sahputra*

USTADZ LUQMANULHAKIM

A’udzubillahi minasysyaithonirrajim…‎
Bismillahirrahmanirrahim..‎
Alhamdulillahi rabbil’alamin…‎
Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatim mushsholihat…‎
Alhamdulillahilladzi hadana lihadza wama kunna linahtadiya laula anhadanallah…‎
Allahumma shalli ‘ala sayyidina muhammad, wa ‘ali sayyidina muhammad…‎
Qala rabbish rahli shadri wa yassirli amri, wahlul uqdatan min lisani, yafqahu qauli,..
Allahumma inna nas-aluka ilman nafi’an, wa rizqon wasi’an halalan thayyiban wa amalan ‎mutaqabbalan…‎
Allahumma inna na’udzubika min ilmin laa yanfa’, wa min qalbin la yakhsya’, wa min da’watin la ‎yustajabulaha.‎

Mata itu fungsinya untuk melihat, tapi sudah pasti mata kita tidak bisa melihat bulu mata kita ‎sendiri? Kenapa? Karena terlalu dekat. Kadang-kadang, karena terlalu dekat, kita tidak bisa ‎melihat apa yang kita kerjakan. Perlu insight. Perlu kacamata, perlu dari sudut pandang yang lain. ‎Maka hari ini, saya mau Kang Rendi yang mengisi, hari ini mau pulang kan. Saya minta Kang ‎Rendi Saputra mengisi, kultum, kuliah terserah antum. Begitu kira-kira pengantar, kalau saya ‎duduk di bawah berarti bukan saya yang mengisi. Hanya memberikan doa pengantar jak ye. ‎Semoga kita terus bermanfaat.‎

KANG RENDI SAPUTRA (5.39)‎

Alhamdulillah…‎
Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad, wa ‘ali sayyidina Muhammad.‎
Rabbish rahli shadri wa yafaqahu qauli, wahlul uqdatan min lisani, yafqahu qauli.‎
Rabbana anzilna munzalan mubarakan wa anta khairul munzilin.‎

Kita bersyukur karena pagi hari ini kita diberi rezeki pertemuan. Saya bersyukur karena ‎diberikan rezeki bisa bersilaturahim ke Masjid Kapal Munzalan, mengambil keberkahan dan ‎menguatkan jiwa kemunzalanan.‎

Insyaallah saya akan berbagi 20-30 menit, agar nanti Kyai Luqman bisa menguatkan apa yang ‎saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi teman-teman. Kalau kita bicara rentang panjang dari ‎kehidupan Rasulullah hingga saat ini, maupun rentang pendek, misalnya potongan sejarah dalam ‎‎100 tahun terakhir, antum akan melihat gerakan Islam modern yang hadir di Indonesia dan ‎memiliki dampak besar lahir di 1900 awal.‎

Coba kita cek gerakan Islam yang besar. Nahdhatul Ulama, Kyai Hasyim Asyari. NU itu menjadi ‎kekuatan motor luar biasa, bagi lahirnya pondok pesantren di Indonesia. NU menopang basis ‎pendidikan di Indonesia.‎

Kalau kita mau jujur, Indonesia itu satu tahun lahir 5 juta bayi. Antum bisa bayangkan kalau kira-‎kira pendidikan itu 12 angkatan, dikali 5 juta bayi lahir. Berarti kursi pendidikan itu kali 5 juta, ‎‎60 juta. Itu kalau dicari di pendidikan negeri, gak akan pernah cukup. Kekurangan madrasah ‎negeri. Lalu darimana anak-anak ini dididik? Jadi pondok pesantren itu luar biasa.‎

Muhammadiyah, kalau antum temukan lahirnya itu 1912. Kyai Haji Ahmad Dahlan, begitu pulang ‎dari Makkah mendirikan berbasis filantropi. Antum bisa bayangkan inspirasinya dari surah Al-‎Ma’un. Doktrin beramal, lahirlah puluhan ribu titik dan ribuan trilyun dalam bentuk sekolah, ‎dalam bentuk rumah sakit. Dan sekali lagi, ini lahir dari kegelisahan KH Ahmad Dahlan muda di ‎tahun 1900.‎

Jamaah Al-Khairat, menyapu Indonesia bagian timur. Dan antum akan menemukan Al-Irsyad. Di ‎seluruh dunia, ada juga Ikhwanul Muslimin, di Pakistan, banyak tokoh-tokoh, lahir pemikir-‎pemikir. Dari hadits Rasulullah saw, ruh pembaharuan itu lahir setiap 100 tahun. Hal ini ‎membuat kita dituntut untuk mencari format baru, penyegaran dalam dakwah ini. Bukan berarti ‎gerakan dakwah yang sudah ada ini tidak lagi relevan bagi tuntutan zaman. Menurut ilmu ‎perilaku, manusia perlu perubahan dan dalam 100 tahun perlu format baru. Maka, jika Ustadz ‎Luqman meminta saya melihat dari luar, saya mencari-cari rumus, mengikuti KH Ahmad Dahlan ‎Muda, Hasyim Asyari muda.‎

Ada yang unik dari Masjid Kapal Munzalan ini. Ketika saya masih 2017-an, mulai saya ‎berinteraksi dengan Munzalan. 2018 ana ada melihat suatu yang beda. Poin pertama yang ingin ‎ana catat adalah, gerakan dakwah di Munzalan ini berfokus pada apa yang bisa kita berikan ‎untuk umat, pada karya, pada dampak. Kalau antum lihat KH Luqman dalam Barisan Bangun ‎Negeri, KH Luqman itu followernya paling sedikit dan paling tidak terkenal. Hampir banyak ‎yang tidak mengenal. Tapi kalau antum melihat dari valuasi dampak karya, misalnya gerakan ‎Infaq Beras. Punya energi per bulan seluruh Indonesia 518 ton. Kalau antum kalikan, ini ‎kekuatan 90 M per tahun. Ini angkanya luar biasa. ‎

Etape di 2000 awal, banyak aktivis muslim yang berputar-putar di pemikiran. Itu diskusinya bisa ‎‎3 hari, tapi rakyat lapar saja terus. Gak ada solusinya. Debat di masjid, tidak ada solusi. Nah, ‎Munzalan berbeda. Yang saya lihat adalah koq bisa semuanya masuk. Ini poin nomor dua. Coba ‎antum cek, GIB bisa masuk ke seluruh pondok. Ke NU masuk. Disupport Infaq Beras. Di Jogja, ‎pesantren Muhammadiyah kita support. Kalau gerakan trans nasional misalnya, JT disupport, ‎salafi disupport, HTI. Yang tidak mungkin hanya Syi’ah saja. Saya baru menemukan gerakan yang ‎bisa masuk lintas gerakan. Jadi kalau kita bicarakan persatuan umat, semuanya bersatu di beras. ‎Di perut.‎

Menurut saya ini teorema yang positif dalam gerakan infaq beras. Yang pertama, ia fokus ke ‎karya, kedua dia lintas gerakan. Dan ketiga, dia mengalirkan potensi besar pada masyarakat. Kita ‎menjadi saksi Gerakan Sedekah Akbar.‎

GIB Bandung itu menjadi lead, hanya muat 18 ton, tapi setiap 3 hari habis distribusi. Kenapa sih ‎bisa naik? Kata Bang Ifan, banyak yang tau bahwa kita support beras ke pondok-pondok. Orang ‎yang dulunya tidak ingin berinfaq, tapi melihat triton-triton itu bergerak. Mereka akhirnya mau. ‎Begitu juga dengan Berkah Box. Ada 3 orang yang setiap minggunya sedekah 10juta. Dan itu ‎nyontohnya GIB, Masjid Kapal.‎

Umat ini potensinya luar biasa. Kalau digerakkan bisa mencapai 500an ton. Dan ini kata Kyai ‎baru mulai. Masjid ini santri pemegang amanahnya 300 orang. Saya baru melihat masjid yang ‎demikian sibuk. Ada masjid yang meeting sampai jam 9 malam, dan itu baru adanya di Munzalan ‎saja. Allahu Akbar.‎

Jadi tiga penglihatan ini, sebenarnya banyak yang lain. Munzalaniyyun ini kalau saya sampaikan ‎ini adalah ruh baru yang kita harapkan menjawab permasalahan hari ini dan masa depan. Bukan ‎berarti yang lain tidak relevan. Ruh Munzalaniyyun inilah yang dipakai oleh Masjid Kurir Langit. ‎Mereka ada 6 titik di Sulawesi itu. Bahkan kemarin ketika Masamba terkena bencana, ambulans ‎Kurir Langit yang duluan sampai dan mengirim bergelombang-gelombang datang.‎

Ada juga Masjid Al-Ghazali di Gorontalo. Dan mereka kemudian mendirikan Dzuhur Berkah dan ‎membuat makanan untuk anak-anak yatim. Kasih makan jamaah, berbuat-berbuat. Antum bisa ‎bayangkan, orang ngintip saja pencapaiannya bisa seperti apa yang Munzalan capai pelan-pelan. ‎Kita bertanggung jawab atas hadits Rasulullah, ruhul jadid setiap 100 tahunan. Ketika saya ‎ditanya, Ren, ormas apa yang bisa menjawab pergerakan yang begini-begini. Kalau gerakan yang ‎sudah ada, itu melawan kolonialisme, perlawanan-perlawanan. Sedangkan, hari ini kita di masa ‎‎4.0. Semua aktivis mencari format itu, maka kita harus serius di Munzalan.‎

Antum bisa bayangkan, 1juta titik masjid di Indonesia. Berapa masjid yang mau kita gerakkan. ‎Kita harus siap jadi slide hidup. Ada yang datang, tunjukkan Baitulmaal, ini masjidnya, ini rumah ‎sehatnya, ini TK, SD. Ini peradaban masyaallah tabarakallah, biarkan umat melihat secara riil. Dan ‎ini harakah dakwah yang riil. Tidak akan mendapatkan hasil yang berbeda dengan pola aktivitas ‎yang sama.‎

Berapa tahun Indonesia merdeka? Apakah kita sudah sejahtera? Apakah kita sudah mencapai ‎kekuatan umat? Maka, jika jawabannya sama, maka kita perlu format baru dalam gerakan ‎dakwah ini. Maka, Munzalaniyyun ini menurut saya formatnya tepat. Jika hanya berputar-putar ‎di masalah fiqih, akan ada friksi. Padahal yang kecil-kecil itu dulunya dibahas ketika daulah ‎sedang sejahtera. Tapi, jika negara, umat sedang kondisi yang parah, maka ulama membahas hal-‎hal yang besar.‎

Antum bisa bayangkan, umat ini punya banyak masalah fundamental. Anak-anak kita tidak bisa ‎sekolah karena kurangnya sekolah negeri. Di sini tidak ada perdebatan, maka mari kita berjuang ‎untuk itu. Tentang negara kita banyak bedanya, tapi begitu bicara anak yatim, kita bisa bicara ‎yang sama. Untuk masjid, kita setujui. Untuk gerakan wakaf, kita setujui. Untuk hal-hal yang ‎kita setujui, mari kita duduk bersama. Untuk hal-hal yang kecil, sangat keras terjadi perdebatan ‎di masjid-masjid itu. Dan ini harus direduksi oleh anak-anak muda yang bersemangat ‎Munzalaniyyun.‎

Di Indonesia, yang buta huruf Al-Qur’an masih 60% data dari Fatih Karim. Masih banyak. ‎Masalah kita ini besar-besar, maka fokus pada itu. Antum berumah tangga, atap bocor. Air ‎masuk. Antum bahas atap atau makanan kurang garam? Maka dari itu, jamaah sekalian. Saya ‎sudah 30 menit bicara. Maka sebagai orang luar yang dikompori oleh Kyai Luqman, inilah yang ‎dicari oleh umat. Da’i yang menyelesaikan masalah umat, bukan yang berfokus pada dirinya ‎sendiri. Kita butuh da’i yang 100% memikirkan umat yang tidak bisa sekolah, tidak bisa makan.‎

Antum bisa bayangkan bangunan di Munzalan dari wakaf, bukan dari SPP, bukan dari iuran santri. ‎Yang kita pikirkan adalah bagaimana menyejahterakan guru-gurunya. Afwan, Masjid Kapal ‎Munzalan ini bahkan sampai memikirkan pembalut untuk wanita ini loh. Hadiah untuk muslimah. ‎Bayangkan, dimana antum wahai muslimin. Berhenti kita bertengkar, mari kita bekerja untuk ‎umat ini kerja-kerja yang konkrit. Mudah-mudahan Allah kasih kita umur yang panjang dan ‎dimensi karya yang panjang. Semoga Allah berikan kita kemudahan untuk beramal. Demikian ‎yang bisa saya sampaikan.‎

USTADZ LUQMANULHAKIM (6.12)‎

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin…‎
Apa yang ada di hati saya diwakili gitu. Saya tidak bisa cerita apa yang kita lakukan, karena kita ‎pun baru mulai. Saya mau menyampaikan dua ayat yang bagi saya sangat penting. Dua ayat ini ‎bukan untuk curhat, bukan untuk menjudge orang lain, tapi untuk menguatkan teman-teman ‎yang beramal sholeh. Kalau antum ketemu ini, biase jak. Tak boleh putus asa. Kalau antum ‎ketemu ini, antum bilang berarti Qur’an ini sangat mendengar. Qadarullah Kang Rendi ‎membicarakan ayat ini dan sudah sampai duluan. Silahkan teman-teman buka QS Ali Imran 3: ‎‎19.‎

اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ ‏مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ فَاِنَّ اللّٰهَ سَرِيْعُ الْحِسَابِ ‏‏- ١٩‏
Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah ‎diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara ‎mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat ‎perhitungan-Nya. (QS. Ali Imran 3: 19)‎

Di Masjid ini, kalau Amir, Zuhdi, Yadi yang imam subuh ini qunut. Kalau Tholib, gak qunut ‎padahal satu sekelangkong. Justru aneh kalau di masjid ini debatnya pada seputar qunut.‎

Lihat ayat ini teman-teman. Banyak orang berdebat, banyak bacot karena banyak ilmu. Marah-‎marah, berdebat, berkelahi, saling tunjuk. Kalau Kak Iya, Fayad, Fatih bekelai saya tau ‎masalahnya. Lapar. Nah, umat ini juga begitu. Lapar perutnya atau lapar eksistensi. Minta ‎follower, minta dihargai. Kalau minta hargai berarti die? Tidak berharga. Masak orang kaya ‎sedekahnya 20ribu? Antum harusnya sedekah 20ribu perdetik. Sombong pada orang sombong ‎sedekah. Kalau 2017 boleh saya nunduk, sekarang gak bisa. Gebrak die, antum udah buat ape ‎untuk umat ini. Nangis die, curhat.‎

Cobalah tengok dunie tuh. Sampah sekali. Masak antum berjuang mati-matian untuk dunie tuh. ‎Jangan antum jadi penyembah berhala. Begitu kita mati itu, orang yang kenal kita sekilas itu, ‎hanya bisa bilang kasian. Terus nama antum sebagai CEO, pendiri ini, pendiri itu, orang pasti ‎mencari siapa penggantinye. Orang-orang yang dekat sama kita, nangislah. Istri nangis. Tapi ‎teman-teman, dari sekian banyak yang nangis itu, paling 3 hari, 4 hari. Setelah itu memikirkan ‎yang lain.‎

Antum mati-matian mikirkan omongan orang, itu BODOH. Kita yang dikubur dihisab oleh Allah ‎dalam kubur. Harta yang kita punya, jadi milik orang lain. Sertifikat antum yang bertumpuk-‎tumpuk, akan dihisab oleh Allah. Harta yang antum pamerkan itu, kalaupun halal, ia akan dihisab ‎oleh Allah. Kalau haram, ia akan diazab. Maka Rasulullah, para sahabat mengajarkan ada ‎peradaban yang bisa membuat antum selamat dunia akhirat. Wakaf, infaq, sedekah.‎

Abang kakak yang dirahmati Allah, kenapa orang itu berdebat? Karena lapar, mencari eksistensi. ‎Tolong antum carikan mana kuburan yang ada tulisan gelar Profesor doktor di situ. Hanya ada ‎nama, tanggal lahir, tanggal mati. Kenapa sih ada orang yang berdebat? Nah, kata Qur’an karena ‎dengki, iri. Munzalan kecil banyak yang benci, Munzalan besar banyak lagi yang benci. Kita ini ‎nothing, tangan kita hitam, ngape kita beramal sholeh, untuk nebus dose. Ngape kita semua ‎melakukan hal-hal itu, untuk nebus dose. Merase hine, merase banyak dose, itu yang membuat ‎kita terus bergerak. Sampai mati. Kapan kita istirahat, sampai dibungkus kafan. Itu pun kalau ‎dapat rezeki. Kalau dapat azab, sampai kiamat kita tidak ada istirahat.‎

Ayo, wake up, bangun. Hari ini yang sungguh-sungguh dalam kebaikan, ngurus itu ini, apapun ‎yang antum lakukan kebaikan hari ini, kalau ada yang mendebat, sudah ada dalam Qur’an. Biase ‎jak. Tetap makan enak, tetap tidok nyenyak. Ngapain kita ngurus apa kata orang. Didikte sama ‎orang. Orang hanya lihat casing luarnya.‎

Kenapa orang debat kita? Karena dengki. Tapi dalilnya syari’ah. Iri tanda tak mampu. Kenapa ‎penyakit itu ada di orang muslim, Qur’annya yang bilang gitu. Inilah maksiat pertama di langit ‎dan di bumi. Iri dan dengki. Barisan Sakit Hati, group feeling. Kecewa, mengecewakan dan ‎membuat orang lain kecewa. Minta hargai, karena memang tidak berharga. Habil dan Qabil. ‎Qabil membunuh Habil. Apa sih yang menyebabkan die bise membunuh saudaranya satu bapak ‎satu mamak. Karena dengki, iri.‎

Masih ada waktu? Kita geser ke ayat berikutnya. Kenapa iri itu dipupuk? Kenapa iri itu ‎dipertahankan, karena satu tujuan orang itu. Dalam Surah Al-Anfal 8: 46.‎

وَاَطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَلَا تَنَازَعُوْا فَتَفْشَلُوْا وَتَذْهَبَ رِيْحُكُمْ وَاصْبِرُوْاۗ ‏اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَۚ – ٤٦‏

Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu ‎menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabarlah. Sungguh, Allah beserta orang-orang ‎sabar. (QS. Al-Anfaal 8: 46).‎

Perintah pertama dalam Al-Qur’an ini, taati Allah dan Rasulullah. Sekarang, di Pondok ini Shalat ‎Tepat Waktu perintah Allah atau perintah Luqman? Birrul walidain, kita wakaf atas nama orang ‎tua itu perintah Allah atau perintah Luqman? Bapenta, itu perintah Allah atau perintah Luqman? ‎Ngapain sih, menaati Rasul. Memuliakan tamu. Jadi yang teman-teman lakukan bukan menaati ‎Luqman, tapi menaati Allah dan menaati Rasul.‎

Vellfire bawa beras, Vellfire bawa kambing. Mana ada Vellfire bawa kambing? Tapi yang sudah ‎dipotonglah. Keluar nanti fragrancenya. Karena Vellfirenya di tangan, tidak hati jadi bisa bawa ‎beras. Kenapa orang suka marah-marah mobilnya lecet? Karena belum lunas. Tersinggung lagi ‎kan?‎
Kita kembali ke ayatnya.‎

Kenapa orang berselisih? Karena punya ilmu dan penyakit hati. Amal sholehnya bocor karena ‎hatinya kotor. Emang kenapa? Perkelahian itu dipupuk terus, tujuannya apa? ada di ayat, agar ‎kamu itu gentar, tidak punya kekuatan. Lemah, letoy. Sampai ini jelas gak? Makna lain adalah ‎kamu jadi robot-robot baru, gak punya ruh. Sabar ya yang lagi punya masalah. Pasti ada ‎ujiannya. ‎

Berproseslah. Bagaimana cara kita makan? Satu piring langsung, atau satu suap? Kebaikan itu ‎dicicil teman-teman. Buat abang-abang dan kakak-kakak semua yang ada di pondok ini, antum ‎berbuat bukan untuk kami. Ikut halaqah, agar jadi suami yang pintar, istri yang sholehah agar bisa ‎memberikan bekal kepada anak-anak. Saya tidak ada kepentingan untuk diri saya, saya sayang ‎sama kitak semua. Makanya dipaksa untuk berbuat kebaikan. Tegas, marah saya. Agar tidak ‎mengulangi kesalahan saya. Daripada kita disiksa di neraka, disiksa di kubur. Saya perangi di sini ‎orang-orang sombong. Gak ada tempat untuk orang sombong, gak ada tempat untuk orang ‎penipu.‎

Kalau antum ada masalah, antum ngomong. Pembalut muslimah jak kita pikirkan, masak antum ‎santri gak punya rumah gak kita pikirkan. Antum bicara ke Tok Ya, mana pernah bilang tidak. ‎Maka namanya Tok Ya. Kalau ada masalah, kita pikirkan sama-sama. Kita kan tidak boleh ‎berharap selain sama Allah jak. Tidak boleh takut selain kepada Allah. Kalau antum sering ‎berdebat, kita akan lemah. Koq kebatilan merajalela, karena kita merasa pintar. Tafsyal, penyakit ‎pertama dari berdebat itu. Sudahlah gentar, kehilangan ruh. Megang pedang, tapi bergetar. ‎Megang kamera tak punya hati. Jadi posting sesuatu tidak punya ruh. Ulang kata-kata saya, ‎sesuatu yang dari hati, akan sampai ke hati. Ngomongnya dari hati, itu masuk ke orang-orang.‎

Tadi malam saya terharu. Ada salah satu tim, dia mau ngomong jak mungkin mengumpulkan ‎keberanian yang panjang. Dia doakan saya tulus. Dalam hati saya, orang ini doanya tulus. Saya ‎pengen nangis, tapi saya tahan-tahan. Teman-teman semua, kita perlu doa dari banyak orang. ‎Ustadz Muid juga kemarin datang nemui saya, minta saksi pernikahan Zainal. Datang hujan-‎hujan. Itulah adab kata beliau. Qadarullah saya tidak bisa datang. Karena tanggal 16 itu harus di ‎Bandung.‎
Bisa gak sekalian minjam mobil ustadz? Dengan pengendaranya kita kasih. Cuman kita bedakan ‎agar tidak disangka pengantinnya. Sedang-sedang gak, karena driver kita masih banyak yang ‎jomblo. Dari bawa kambing, bawa beras, sampai bawa penganten. Mobil itu kaleng.‎

Tok Ya gak pernah bilang tidak. Makanya bawa kambing Vellfire itu punya oke jak. Semoga ‎Allah muliakan pimpinan kita, semoga semua yang ikut serta dalam barisan dakwah ini, ‎dimanapun berada dikumpulkan dalam keadaan terbaik, ditatap oleh Allah dengan tatapan penuh ‎ampunan, tatapan kasih sayang. Semoga kita semua berkumpul dengan baginda Rasulullah saw.‎

Teman-teman kita baru mulai. Semoga yang di seluruh Indonesia, semangat terus. Fashbiru, ‎innallaha ma’ashshabiriin. Sabar, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Kita baru ‎mulai. Allahu Akbar! Semoga Allah lindungi dalam ketaatan. Semoga berkah box bisa mendunia, ‎tidak hanya di Indonesia. Aamiin.‎

Amal Pendidikan
Pondok Modern Munzalan Ashabul Yamin
Masjid Kapal Munzalan. *

(*Penulis adalah Pimpinan Gerakan Infak Beras Nasional Internasional, Yayi di Munzalan Ashabul Yamin)


Kontak

Jl. Purnama Agung 7 Komp. Pondok Agung Permata Y.37-38 Pontianak
E-mail: [email protected]
WA/TELP:
- Redaksi | 0812 5710 225
- Kerjasama dan Iklan | 0858 2002 9918
Share This Article