Oleh: Tuti Alawiyah
Matematika merupakan salah satu pelajaran sekolah yang selalu ada. Selalu dipelajari setiap kali naik ke kelas berikutnya. Pelajaran ini yang paling kusukai. Akibatnya aku benci membaca. Lebih suka bertemu angka ketimbang bertemu huruf.
Matematika yang biasa disebut MTK sudah menjadi penyemangat setiap kali berangkat ke sekolah. Belajar menghitung, menjumlahkan, mengurangkan, mengalikan, membagi, sampailah ke pelajaran fungsi, aljabar, integral, limit dan seterusnya. Semua itu aku suka.
Pada masa sekolah, lebih sering begadang mengerjakan soal Matematika. Subuhnya bangun lagi ngerjakan soal Matematika lagi. Saking semangatnya sampai-sampai lupa makan, lupa mandi dan lupa waktu lainnya.
Saat SMA, berturut-turut hingga selama satu semester aku mendapatkan nilai 100 di pelajaran Matematika. Sungguh sangat puas rasanya. Fantastis. Kenangan itu membuatku tak pernah berkata,
“Aku benci MTK atau aku tak suka MTK”.
Tapi kata-kata begitulah yang ada pada teman sekelasku. Terlebih saat melihat jadwal mata pelajaran MTK lebih sering ketimbang pelajaran lain.
Namun saat ini kata “Matematika buat semangat” tidaklah tepat. Karena bukan Matematika yang buat semangat tapi, kitalah yang semangat mempelajarinya. Begitulah pelajaran lainnya bisa tergapai. Ketika kita merasa suka dan dulunya bisa. Belum tentu sekarang bisa. Maka dari itu ikutilah pelajaran saat ini, jangan pula membuang semangat masa lalu. Dan tuliskan planning kita hingga ratusan bahkan ribuan. Mungkin salah satunya bisa tergapai. Atau semuanya tergapai. Karena bumi kan terus berputar. (*)