Oleh : Khatijah
Peluncuran buku kali ini bukan hanya menimbulkan rasa haru, emosi, juga menguji kesabaran atas sikap orang lain. Banyak cerita yang bisa ditertawakan setelahnya, bercerita tentang kejadian apa saja yang menjadi perihal kesalahan dalam melaksanakan kegiatan.
Terutama untuk saya sendiri, ini akan menjadi pembelajaran yang sangat berharga di akhir tahun 2019.
Saya benar-benar minta maaf telah membuat orang-orang menunggu karena keteledoran melupakan kunci ruangan.
Lantai 5 gedung FUAD baru, tempat pelaksanaan peluncuran buku-buku Club Menulis untuk mengakhiri tahun. Setelah 13 menit perjalanan dari IAIN ke Srikandi 2 untuk mengambil kunci dan mendapat kabar kalau ruangan sudah terbuka dengan kunci duplikat. Saya dan Hanjarsari berlarian setelah kembali lagi ke kampus untuk segera sampai di ruangan, di sana sudah ada Kak Ninda, Bu Suyati, Pak Hermansyah, Pak AAn dari Perpustakaan.
Saya sangat malu, dan yakin kalau mereka akan marah, yang pastinya emosi tertahan sebab keteledoran itu. Tapi tidak saya hiraukan sebab jika saya di posisi mereka juga seperti itu.
Saat saya duduk Bu Suyati sudah memberikan mungkin pengarahan, pengantar, atau rasa bangga kepada kami di ruangan. Beliau bilang kami harus melaporkan hasil karya kami ke Dekan dan Wadek ke Fakultas masing-masing agar nanti jika mau akreditasi bisa menjadi jaminan. Bukan hanya buku tetapi juga sertifikat-sertifikat yang berprestasi. Beliau juga membanggakan Club Menulis sebab kami mempunyai bakat yang lain dari orang.
Setelah itu buku-buku Club Menulis resmi diluncurkan, yang ditandatangani oleh Bu Suyati sebagai Kabag Kemahasiswaan, Pak Hermansyah sebagai pendiri Club Menulis.
Kegiatan selanjutnya ialah penulis menceritakan sinopsis dan perjalanan menulis buku yang di luncurkan hari ini, dengan sesi diskusi. Semua berjalan lancar meski tidak sesuai dengan keinginan sedari awal. Tapi itu semua pelajaran bagi kami agar peluncuran buku-buku selanjutnya tidak boleh teledor dan kelabakan seperti ini. Terimakasih 2019.
Pontianak, 31 Desember 2019