Oleh: Yanti Mirdayanti
Sambil mencuci piring atau memasak bisa selalu kutatap dari jendela dedaunan yang berubah warna.
Hingga pertengahan Oktober dedaunan masih berwarna kuning. Kemudian akhir Oktober berubah berwarna coklat. Lalu akhirnya mulai bulan November pepohonan pun mulai banyak yang gundul. Hampir keseluruhan dedaunan sudah berguguran ke atas tanah. Mulai bulan Desember sudah pasti gundul semua. Kegundulan ranting-ranting bertahan hingga akhir April.
Mulai bulan Mei daun-daun kembali bermunculan, berwarna hijau muda. Tak lama kemudian, saat musim panas, warnanya menjadi lebih hijau tua. Seluruh pepohonan menjadi penuh berdaun dan rindang kembali. Kerindangan dan kehijauan memuncak pada bulan Juni – Juli – Agustus – September saat Sang Surya bersinar dengan rajinnya.
Bumi ini akan tetap bisa terus bernapas selama keberadaan pepohonan tetap dipertahankan, sekecil apa pun pohon atau tanaman itu. Penebangan pohon sangat tidak menguntungkan siapa pun di jagat raya ini karena semua mahluk sangat memerlukan oksigen bersih yang telah disaring pepohonan dan tanam-tanaman, bahkan rerumputan.
“Half of the world’s oxygen is produced via phytoplankton photosynthesis. The other half is produced via photosynthesis on land by trees, shrubs, grasses, and other plants. … A mature forest, for example, takes in carbon dioxide from the atmosphere during photosynthesis and converts it to oxygen to support new growth.”
(~ National Geographic ~ )
Penulis adalah kontributor Teraju News Network, mengajar di Hamburg University