in

“Siapa yang Memasak Makan Malam Adam Smith?”

Book Review

WhatsApp Image 2020 07 11 at 17.40.01

Oleh : Tengku Vriska Adelia Putri

Kalau-kalau kalian penasaran jawaban atas judul buku tersebut, jawabanya adalah Ibu Adam Smith, Margaret Douglas

Pemahaman bahwa pekerjaan yang dilakukan perempuan untuk keluarganya tidak pernah dilihat dan dihitung sebagai aktivitas yang produktif dalam model ekonomi standar, sudah sering didengar. Kerja perawatan dari dulu telah dilakukan di rumah, karena rumah merupakan tempat bagi para laki-laki pulang untuk mendapatkan kehangatan setelah bekerja keras di cuaca dingin. Tugas perempuan—dalam kerja perawatan—tidak hanya menjadi penyeimbang bagi kehidupan laki-laki melalui kepedulian dan empatinya tetapi juga menjadi pendukung dalam menciptakan keseimbangan di masyarakat.

Pada saat dunia memulai peperangan, pembagian tugas dilakukan berdasarkan sex (jenis kelamin) terus berjalan, misalnya laki-laki sebagai tentara yang mengikuti perang, sedangkan perempuan sebagai perawat pekerja domestik. Namun masalahnya berada ketika pekerjaan perempuan ini tidak dihargai sebagai pekerjaan yang bernilai ekonomi. Disisi lain, pekerjaan laki-laki selalu dihargai yang memiliki nilai ekonomi.

Dalam teori yang dipaparkan Adam Smith, bapak ekonomi-politik, menuliskan bahwa “Bukan karena kebaikan hati tukang daging, tukang minuman, atau tukang roti kita bisa mendapatkan makan malam kita, melainkan karena memikirkan kepentingan-diri meraka sendiri-sendiri”  Bagi Katrine Marçal, sungguh ironis bahwa pernyataan tersebut keluar dari Adam Smith yang hampir sepanjang hayat hidup bersama ibunya, dirawat dan disiapkan makan oleh kebaikan hati ibunya. 

Melalui buku ini Marçal menggambarkan secara jelas posisi perempuan dalam dunia ekonomi yang dikuasai oleh patriarki. Seperti dalam kutipan dibukunya “Saat melegitimasi patriarki, orang hampir  selalu kembali merujuk kepada tubuh. Menjadi manusia berarti menundukkan tubuh pada intelek dan perempuan dianggap tidak mampu melakukan ini sehingga ia juga mestinya tidak punya hak asasi manusia, demikian masyarakat beranggapan. Perempuan menjadi “tubuh” agar lelaki menjadi “jiwa”. Perempuan terikat lebih kuat pada realitas jasmani agar laki-laki dapat terbebas darinya”

Perempuan dalam ekonomi merupakan warga kelas kedua yang seluruh kerja dan usahanya tidak dilihat dan diperhitungkan sebagai pekerjaan nyata. Sementara laki-laki yang melakukan pekerjaannya tidak akan mampu menyelesaikan tanggung jawab mereka jika tidak ada perempuan yang mengerjakan seluruh pekerjaan domestiknya. Secara garis besar, analisis Marçal terhadap setiap kasus dari studi ekonomi yang dituliskan pada buku ini membahas hal yang dilupakan oleh para pelaku pasar atau ekonomi yaitu kerja perawatan perempuan dalam setiap ranah ekonomi yang ada di dunia.

Secara pribadi, saya sangat menikmati tulisan yang disajikan Marçal, walapun ini pertama kalinya saya membaca buku ekonomi melalui pandangan feminisme. Buku Marçal ini adalah serangan feminis yang tajam, cerdas, dan kocak terhadap konsepsi manusia ekonomi dan ideologi ekonomi dominan yang telah membawa dunia dari satu krisis ke krisis berikutnya.

Written by teraju.id

WhatsApp Image 2020 07 11 at 12.40.56

150-an Peserta Hadiri Seminar Nasional Pengusulan SULTAN HAMID II sebagai Pahlawan Nasional

WhatsApp Image 2020 07 11 at 12.11.24 1

150 peserta menghadiri seminar nasional perihal pengusulan SULTAN HAMID II sebagai Pahlawan Nasional