Oleh: Saripaini
Bermain merupakan hal menyenangkan yang diidentikkan sebagai aktivitas anak-anak.
“Canda gurau, tawa, protes, tangis, teriakan dan amarah,” menurutku itulah yang paling menyenangkan dan tak bisa terlupakan dari bermain. Ya, berisik, bermain apa saja pasti berisik.
Jangan berharap ada permainan yang sunyi sepi tanpa suara alias tanpa komunikasi. Oh, iya ada permainan yang sunyi yakni tapok pipit (petak umpet) itu pun tak bertahan lama.
Suara protes ketika curang, tangis ketika merasa tak dihargai, kerjasama untuk kemenangan, ketawa ketika bahagia. Semua itu adalah hal yang aku pelajari ketika bersama mereka teman kecilku.
Siang itu aku dan teman-teman melepas penat di sebuah warung di tepi sungai, kami makan siang bersama setalah perkuliahan selesai dan akan berlanjut kembali sekitar pukul 13.30. Makan sambil bercerita, aku tak ingat siapa yang memulai duluan yang aku ingat kami larut dalam kenangan bersama sungai, kenangan ketika masih kecil.
Kami bercerita sambil menertawai kelakuan di masa kecil.
“Belum naik kalau tangan belum keriput, belum puas hingga di antara bibir dan hidung berkumis dan nunggu emak teriak-teriak dari rumah –kadang-kadang diancam pakai sapu atau lidi.”
Ckckck… ternyata sama juga walau kami tak sekampung, masa kecil di kala itu tak jauh berbeda baik di Alas, Siantan dan Punggur. Menyenangkan. Masa kecil yang benar-benar tak bisa dipercaya jika melihat penampilan kami saat ini.
Rasanya belum mandi kalau hanya 10 menit. Belum afdol jika mandi sendiri, maksudnya bukan dimandikan sama emak tapi tak afdol jika tak mandi bersama kawan-kawan. Tak perlu ke kolam berenang cukup di sungai, tak perlu perosotan untuk menambah keseruan cukup dengan terjun dari jembatan sudah menyenangkan.
“Jika belum pernah bekubang itu artinya masa kecilmu kurang bahagia,” hehe.
Punggur Kecil, 08 Februari 2018