Oleh Paulus Florus*
Sudah 2 kali kita di Kalbar kedatangan para tamu yang sudah terpapar covid-19. Yang pertama adalah para pekerja bangunan di kawasan Transmart. Yang kedua, para penumpang pesawat Batik.
Terinveksi corona jelas bukan kemauan mereka. Mungkin mereka tidak menyadarinya. dan pasti juga mereka datang ke Kalbar bukan dengan maksud menyebarkan virus jahanam itu kepada warga Kalbar.
Oleh sebab itu, dibuatlah sistem pencegahan. Apa itu?
Orang yang akan bepergian harus sudah melakukan proses pemeriksaan, lalu diberi Surat Keterangan Sehat atau bebas dari corona, bila memang bebas. Lalu dia boleh bepergian, naik kapal laut atau naik pesawat udara. Jelas itu.
Naah, pertanyaan kita: Bagaimana mungkin para penderita itu tidak terdeteksi positif corona sebelum berangkat ke Kalbar dari Jakarta? Mungkinkah terjadi pemeriksaan olok-olok? Lalu mereka diberikan surat bebas corona yang palsu? Atau memang tidak ada pemeriksaan, dan suratnya dikeluarkan dengan ditukar sejumlah uang? Atau, mungkinkah mereka terpapar selama dalam perjalanan?
JIka terpapar selama dalam perjalanan, di kapal laut atau pesawat terbang, mungkinkah ABK atau pramugari yang menularkannya?
Semua kemungkinan itu hanya dapat dipastikan apabila dilakukan pemeriksaan secara saksama.
Kita apresiasi ketegasan Gubernur Kalbar dalam menjaga kita warga masyarakat Kalbar ini. Beliau segera bertindak, agar kejadian serupa itu tidak terulang lagi. Bagaimana dengan para petugas lapangan di Jakarta sana?(*Penulis adalah kolomnis asal Pontianak dan pendiri Credit Union Bahtera)