in

TANAH BORNEO UNTUK MASA DEPAN INDONESIA

tanah borneo

Oleh: Turiman Fachturahman Nur

Persoalan Kalimantan Barat kedepan adalah salah satunya adalah meluruskan sejarah Kalimantan Barat yang dari dahulu damai berdampingan ditanah Borneo sebagai wilayah oleh karena itu perlu meluruskan stigma negatif tentang Sultan Hamid II bagi kami Sultan Hamid II adalah pahlawan karena kami dahulu satu satu daerah istimewa kalimantan barat, yang fakta sejarah seluruh raja dan sultan bergabung dalam federasi sebagai daerah otonom yang terdiri dari 12 swapraja dan 3 Neo Swapraja dal DIKB, semua unsur elemen tergabung, oleh karena itu Kalimantan barat khususnya punya peran untuk bangsa Indonesia, karena kami lebih dahulu ada sebagai wilayah otonom sebagai satuan kenegaraan yang berdiri sendiri, jika kami saat ini membangun infra struktur pelabuhan laut internasional adalah bagian dari pesan dari para pendahulu kami bahwa kalimantan adalah masa depan Indonesia.

Karena kami ada kami bergabung, itulah akal merdeka “disebrang sana Pak presiden asal mula kota Pontianak dan disanalah Sultan Hamid II dilahirkan sang perancang Lambang Negara Republik Indonesia” tapi “kok difitnah pengkhianat” dan alaasannya terlalu tendensius” kata bung Miji, sepertinya ada benang merah dari pernyataan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Prof Dr AM Hendripriyono di channel YouTube Agama Akal TV (11/6/20) yang menyatakan bahwa Sultan Hamid II Sang Perancang Lambang Negara Elang Rajawali Garuda Pancasila (diplomat ulung di ajang Konferensi Meja Bundar sehingga Indonesia diakui kedaulatannya oleh Belanda tahun 1949) tidak layak menjadi pahlawan nasional karena “cacat sejarah” bahkan merupakan pengkhianat negara, dua tulisan ini menjadi trending di teraju.id.

Masing-masing jawaban telak seorang guru pedalaman Kalimantan Barat dibaca 6 ribu pemirsa, dan menjawab Anhar Gonggong tentang Sultan Hamid dibaca 2 ribu viewers.

Jawaban telak seorang guru pedalaman dibaca oleh 7 ribu orang di seluruh Indonesia (data teraju.id). Begitupula tulisan putri Prof Dr Syarif Ibrahim Alkadrie yang menyaksikan “perdebatan” ayahnya dengan guru besar sejarah Universitas Indonesia Prof Dr Anhar Gonggong di Universitas Indonesia pula diikuti dua ribu pembaca.

Kedua tulisan itu telak menjawab seluruh argumentasi Prof Dr Anhar Gonggong yang keliru menilai Sultan Hamid II Sang Penyatu Bangsa melalui jasanya di ajang Konferensi Meja Bundar (KMB) setelah tokoh-tokoh nasional lainnya mengalami kebuntuan dalam memperjuangkan kedaulatan kemerdekaan Republik Indonesia.

Jika tidak diakui kedaulatan Indonesia Merdeka 17/8/1945 entah apa jadinya Indonesia, bisa jadi berperang terus dengan mengorbankan lebih banyak harta benda maupun jiwa.

Baca Juga: Media Online teraju.id Pertimbangkan Agama Akal TV Dilaporkan ke Polda karena Menjiplak Karya Rekaman Tanpa Izin

Kedua tulisan itu membersihkan nama Sultan Hamid II Sang Ketua BFO dan Menteri Negara Zonder Porto Folio sehingga tidak ada alasan lagi bahwa Sultan Hamid II disebut pengkhianat negara. Sebutan penghkhianat negara tidak lebih daripada ekses berlebihan dari euforia ideologis antara ide tata negara bersifat unitaris atau federalis. Sesuatu yang sama-sama nasionalis berbangsa dan bernegara atas nama Indonesia.

Ikuti dua tulisan trending topik soal Hamid – Anhar Gonggong dan Prof AM Hendropriyono di teraju.id dan silahkan mengikuti perjuangan Sultan Hamid II Alkadrie sebagai Pahlawan Nasional karena jasa-jasanya sangat signifikan bagi perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan RI, mempersatukan seluruh rakyat Indonesia melalui simbol dan makna lambang negara elang rajawali Garuda Pancasila, serta nilai-nilai kekuatan lokal yang kini menjadi ruh otonomi daerah (buah dari gerakan reformasi total oleh mahasiswa di tahun 1998-1999, yakni UU Otonomi Daerah atau UU Pemeritahan Daerah.

Trending topik adalah indikator bahwa publik ingin tahu siapa dan apa yang dilakukan oleh Sultan Hamid sesungguh-sungguhnya. Publik ingin verifikasi apakah betul tuduhan kepadanya sebagai pengkhianat negara atau justru pahlawan nasional.(*Penulis adalah Dosen Hukum Tata Negara Universitas Tanjungpura)

Written by teraju.id

surat sultan hamid ii

Surat Sultan Hamid II Pahlawan Nasional Diterima Sekretariat Negara

Rindu Asrama Kalbar di Yogyakarta

BEL SOLIDARITAS