“Tanam saja” demikian ungkapan Prof. Dr. Ir. H. Gusti Hardiansyah, MSc. QAM.
“Kalo tak mulai menanam pohon sekarang kapan kita nak mulai.”
“Jangan kehilangan moment of true”
“Sudah saatnya kita bergerak, bergeraklah seperti tawaf.”
Pak prof, kami memanggilnya. “Dunia Pendidikan sudah hatam saya. Adakah gelar yang lebih tinggi dari Guru Besar dan Profesor? Tadak ada lagi selain itu!.”
“Tapi menebar kebaikan tak boleh berhenti harus ditebarkan nilai-nilai kebaikannya”.
“Nyawe boleh putos, dengan ilmu dan kebajikan pahale ngalir teros.”
“Menaman itulah yang saya minta untuk dilakukan di Mandor, di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK).”
“Maka keluar kegiatan yang di lakukan BPDAS Kapuas berupa: Penanaman RHL kritis Tahun 2019-2021 secara Vegetatif Blok I Mandor Kecamatan Mandor Kabupaten Landak Seluas 100 Ha di KHDTK.”
“Kite kawal dan pantau kegiatan tersebut termasuk kawan-kawan KPH Mempawah turut ikut serta mengawalnye.”
“Hingga Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) pun masuk (29/01/2020) untuk memastikan semua tahapan kegiatan telah dilakukan dengan baik.” (https://pontianakpost.co.id/bpk-ri-periksa-hutan-lindung-mandor)
“Alhamdulillah pekerjaan masih berlanjut di dusun kophiang hingga sekarang.”
“Jangan lihat 100 Ha dibandingkan luas KHDTK Untan seluas 19.622 ha. Tapi disini menunjukkan bahwa Negara hadir bergiat untuk program penghijauan didukung oleh kampus di Fakultas Kehutanan Untan.”
Persoalan hutan memang tidak ada habisnya. Ancamannya semakin berat. Tidak heran apabila luas hutan bukan bertambah, malah semakin menyusut tajam setiap tahunnya. Pemerintah memang sudah berusaha maksimal untuk mempertahankan hutan yang masih tersisa. Namun, upaya yang ada dinilai masih belum maksimal. Tetap saja aksi pembabatan hutan marak terjadi.
Hutan rusak, sumber air pasti rusak. Rusaklah air sebagai sumber kehidupan.
“Tebang pilih tanam jalur atau yang sekarang dikenal dengan silviklultur Intensif, yaitu peningkatan produktivitas hutan melalui manipulasi silvikultur. Ini sudah forestry 4.0 konsep pemuliaan pohon sudah jauh melangkah.”
“4.0 adalah konsep pemuliaan: manusie sudah memandang tanaman agar dimuliekan, bukan diabaikan. Kalo pon tebang tapi pilih yang sesuai up nye. Kemudian tanam kembali bagian berdasarkan jalurnye.” Kate pak prof yang juga terpilih kembali sebagai ketua Masjid Al Hikmah.
Bertemu dengan Prof. Dr. Ir. H. Gusti Hardiansyah, MSc. QAM. di Masjid Al Hikmah Jl. Dr. Wahidin
“Kata kuncinye jalur, agar kite ketemu pada jalur yang benar. Track nye tak lari kemane-mane.” “Pemuliaan pon berhasil dilaksanakan.”
“Kalo sudah mulia, itulah Rahmatan lil’alamin.”
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.”
“Mari kite tebar kebaikan.
“Profesor hanya gelar. Tapi didepan sana gelar tak di pandang. Karena itu padang mahsyar.”
Bukan lebah sembarang lebah
Lebah bersarang di buku buluh
Bukan sembah sembarang sembah
Sembah bersusun jari yang sepuluh
Pantun ini beliau sampaikan saat: “Orasi Ilmiah Dalam Rangka Pengukuhan Guru Besar Bidang Manajemen Hutan (Pengelolan Sumber Daya Alam, Lingkungan, Karbon REDD+, dan Mitigasi Perubahan Iklim) Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Disampaikan pada SIDANG SENAT TERBUKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Tanggal 18 Maret 2020.”
Dengan Judul Orasinya: “Memperkuat Yurisdiksi Program Aksi Mitigasi Perubahan Iklim Berbasis Sosial Budaya, Ekonomi dan Lingkungan Komunitas: Kontribusi Indonesia untuk Dunia.”
“Dah Jadi Guru Besar punye tanggung jawab yang besar, itu amanah yang harus dilaksanakan.
“Agar: Nyawe boleh putos, dengan ilmu dan kebajikan pahale ngalir teros.”
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS Al-Hasyr 59:18)