Oleh: Nur Iskandar
Tagline MSQ (Mesjid, Subuh, Quran) dalam implementasi wakaf produktif di kajian bada subuh sujud tilawah Mesjid Alhijrah mengevaluasi kegiatan pelatihan nazir. Selain dilihat animo dan serapan ilmu serta keterampilannya, juga action.
Action lanjutan selain platform komunikasi medsos group, juga asistensi keuangan by system.
System tersebut merujuk pada satu software. Dimana ada operasional rutin berbasis pilot project program. Alur teknis dan finansial terkontrol. Ruhnya adalah wakaf uang. Wakaf uang ini instrumen modal bagi nazir. Di tangan nazir profesional wakaf menjadi produktif. Starting awal berpusat di mesjid mesjid. Mesjid menggerakkan spiritualitas dan lingkungan. Tiga syarat utama sebagaimana kisah tawassul umat Nabi Musa yang tertutup batu dalam gua. Tawassul kepada Allah agar memberikan keajaiban membuka pintu gua tertutup batu itu setelah ikhtiar fisik tidak berarti apa-apa. Ketiga umat Musa ini pertama bertawassul bahwa dia memiliki pekerja dimana gaji bulanannya tidak diambil. Lalu majikannya membelikan kambing. Kambing yang diternak beranak pinak menjadi ribuan.
Dan ketika si karyawan meminta gajiannya, oleh majikan diberikan ribuan kambing seutuhnya. “Ini harta gajian kamu.” Terbelalaklah si karyawan karena dia mendadak kaya raya. Pintu gua tertutup batu geser 1/3 karena ikhlasnya. Ulama menyebutnya ini isyarat muamalah. Ikhlas ruhnya. Allah terima muamalah model begini.
Umat Musa yang kedua bertawassul bahwa dia punya hasrat pada seorang wanita cantik. Di masa paceklik penduduk datang kepadanya untuk minta bantuan. Tiba giliran keluarga si gadis datang minta bantuan, hasratnya menggelora dan dia punya peluang mendapatkan si cantik. Ketika dalam kamar, si gadis berkata, “Takutlah kamu kepada Allah,” dan dia tersadar. Ia urungkan menyentuh si cantik itu dengan tetap menolong keluarganya. Ikhlas. Pintu batu bergeser lagi 1/3. Ulama menyebutnya akhlakul karimah. Budi pekerti mulia.
Ketiga umat Musa kembali bertawassul. Bahwa dia beternak kambing untuk diambil susunya. Ia prioritaskan kepada kedua orang tua barulah anak dan istrinya. Suatu hari dia membawa susu untuk ayah ibunya namun sedang tidur. Ia tunggu seharian sampai bangun, barulah sisa dia bagi buat anak dan istrinya. Ikhlas. Bakti anak pada kedua orang tua. Pintu batu terbuka seutuhnya.
Dari kisah di atas dapat dipetik hikmah pengembangan wakaf produktif menjadi solusi dengan fondasi muamalah, akhlakul karimah dan syariyah dalam adab rumah tangga berbasis keluarga. Keluarga adalah barir pendidikan paling utama. Sekolah dan kampus terbaik adalah rumah tangga. Pegiat wakaf bisa mencontoh tiga model umat Nabi Musa di atas untuk menggerakkan potensi wakaf yang ada sehingga menjadi lebih produktif. Wakaf menjadi solusi budaya bangsa di tengah kegelapan batu yang menutupi gua. Semoga.(Penulis adalah pegiat literasi wakaf-wakaf literasi. Anggota BWI Kalbar Bid Wakaf Produktif. CP-WA 08125710225)