in

Aksi Demo 1998–212–Omnibus Law

cak num


Oleh: Nur Iskandar

Negara kita dalam ujian terberatnya. Berhadapan dengan Pandemi Covid-19 berdana resmi ratusan triliun dari APBN–namun tak kunjung surut nyawa berguguran–kini berhadapan pula dengan gerakan massa kontra penetapan UU Omnibus Law.

Futurulog Ronggowarsito pernah wanti-wanti dengan “goro-goro” bahasa Melayu-nye “gare-gare”. Kini terulang kembali “gare-gare” itu sehingga luber gelombang aksi demonstrasi.

Caknun “wali” dari sisi reliji dan seni juga wanti-wanti “Ya’juz dan Ma’juz” bangkit kembali–baca kisah lengkap Ya’juz-Ma’juz si penghisap ‘air’ kehidupan dunia dalam QS Al-Kahfi.

demo mahasiswa dan tenaga kerja
demo mahasiswa dan tenaga kerja

Perkembangan kini mengalir detik per detik tidak bisa tidak pasti harus diseriusi. Karena menurut ilmu Sosiologi–setiap kali ada kerumunan pasti akan ada tindakan-tindakan. Selain tindakan orasi yang bisa memicu emosi–juga aksi tirani–terutama yang berhadapan langsung dengan peserta aksi, yakni polisi–di belakangnya ada TNI.

Sebagai jurnalis yang biasa meliput aksi, saya berharap semoga sahabat kami di institusi Polri dan TNI sabar karena mereka di lapangan. Begitupula politisi–segeralah ambil sikap politik yang membela negeri.

demo mahasisa di dprd kalbar

Semoga mereka ingat esensi karya bhakti kepada Ibu Pertiwi. Juga paramedis–di tengah kerumunan itu saya kuatir meruyak Covid-19 setelah aksi yang mau tidak mau mereka harus lakukan karena memang hidup sejatinya bertaruh nyawa antara hidup dan mati. Persis pidato Bung Karno sewaktu demam revolusi, “Antara Hidup dan Mati. Tidak ada di antaranya lagi.”

Doa kami menyertai rakyat jelata dan abdi negara yang tulus untuk Elang Rajawali Garuda Pancasila–selamat dengan tawaf–gilir balik merah-putih dan mencengkeram Bhinneka Tunggal Ika.

Aksi massa seperti hari ini mengingatkan kembali pada dua aksi massa dengan ratusan ribu jumlahnya: Reformasi 1998 dan Aksi 212. Sekali lagi sikap negarawan sedang dalam batu ujian terbesarnya hari-hari terakhir ini. Semoga Allah SWT melindungi NKRI. * (Foto-foto dari ILC Group)

Written by Nur Iskandar

Hobi menulis tumbuh amat subur ketika masuk Universitas Tanjungpura. Sejak 1992-1999 terlibat aktif di pers kampus. Di masa ini pula sempat mengenyam amanah sebagai Ketua Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Lapmi) HMI Cabang Pontianak, Wapimred Tabloid Mahasiswa Mimbar Untan dan Presidium Wilayah Kalimantan PPMI (Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia). Karir di bidang jurnalistik dimulai di Radio Volare (1997-2001), Harian Equator (1999-2006), Harian Borneo Tribune dan hingga sekarang di teraju.id.

abdul taib mahmud-james ritchie

Melihat “Kita” dari Negeri Tetangga

kamala harris

Kamala Harris vs Mike Pence