teraju.id, Pontianak – Kehadiran Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) yang merupakan kepanjangan tangan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di setiap provinsi di Indonesia sudah tidak asing lagi di lingkungan masyarakat. Hal ini karena usianya telah menginjak umur 5 tahun. Namun demikian silaturahmi kepada redaksi media massa terus dilakukan agar kegiatan deradikalisasi melalui propaganda media massa tetap massif dan sesuai kaidah jurnalistik yang mengedepankan sisi informatif, edukatif dan enterteinment sekaligus kontrol sosial yang kuat.
Kunjungan media pada hari Rabu, 12/7/17 ini ada dua, yakni RRI dan Ruai-TV. Kunjungan ini melanjutkan kunjungan tahun 2016 lalu yang menyasar media cetak Pontianak Post dan Tribun Pontianak serta media elektronik yakni TVRI dan Radio Mujahidin.
“Kegiatan media visit dinilai penting, strategis dan berhasil, sehingga pada tahun 2017 tetap dilakukan,” ungkap Kepala BNPT RI, Suhardi Aliyus dalam berbagai kesempatan. Apalagi saat ini media memegang peranan kunci sebagai referensi dari media sosial yang begitu menyeruak ke permukaan global.
“Karena media massa menjadi referensi, kualitas pemberitaan media massa juga penting sehingga tidak menjadi ajang propaganda para teroris,” tambah Suhardi.
Media yang profesional adalah yang melansir berita yang berimbang (balance) serta cover-both-side. Dengan demikian ketika berita itu diviralkan bernilai edukasi bagi pembaca atau pemirsa.
Pada sisi lain media massa juga diharapkan bertanggungjawab menjaga stabilitas masyarakat yang terancam dengan idiologi global berisi terorisme. Baik terorisme yang beridiologi tertentu yang sesat, politis, maupun ekonomis.
Pada kunjungan ke RRI dan Ruai-TV, turut serta narasumber dari Dewan Pers Jimmy Silalahi dan Komisi Etik Aliansi Jurnalis Independen Willy Pramudya. *
