Oleh: Saripaini
Bulan Ramadan merupakan bulan yang amat spesial bagi umat Islam, dimana intensitas ibadah meningkat dari hari-hari biasanya. Berbagai aktivitas di bulan yang penuh berkah ini terasa lebih spesial terutama bagiku dimana Ramadan kali ini adalah Ramadan pertama ala mahasiswa.
Azan Magrib merupakan moment yang dinantikan umat muslim ketika menjalankan ibadah puasa. Tidak dapat dipungkiri moment ini adalah moment yang ditunggu-tunggu untuk berbuka puasa.
Berbuka puasa bersama merupakan salah satu cara untuk menyambung silaturrahmi dan meningkatkan kebersamaan.
Ngomong-ngomong masalah bukber hari ini aku dan teman-teman kebetulan lagi buka puasa bersama di sebuah rumah makan.
Ya, tidak hannya bersama menahan lapar dahaga + hawa nafsu selama satu hari penuh tapi kebersamaan itu sesekali dapat dirasakan dalam moment makan bersama di bulan Ramadan maksudnya “bukber” alias buka puasa bersama seperti kami saat ini.
Sekitar pukul 17:00 aku tiba di rumah makan yang telah disepakati. Motor-motor telah tersusun rapi yang dipandu oleh tukang parkir. Saat itu sorot mataku teralih pada suasana rumah makan yang telah ramai dikunjungi orang-orang.
Setelah meninggalkan motorku di parkiran aku dan kawan-kawan menuju meja yang telah dipesan untuk kami. Beberapa menit telah berlalu artinya waktu berbuka semakin dekat, namun kursi-kursi di antara meja panjang tempat dimana aku duduk belum terisi penuh. Entahlah katanya mereka lagi OTW, namun aku tak tahu itu OTW ala Melayu (oke tunggu wak) atau ala orang Barat (on the way).
Sementara salah seorang di antara kami berusaha memanggil pelayan untuk segera memesan makanan namun para pelayan rumah makan tampak sedang sibuk melayani para pelanggan yang datang lebih dulu dari pada kami. Abang-abang dan kakak berbaju merah tampak sedangan kewalahan dengan memegang pulpen, buku dan menu makanan itu belum merespon panggilan temanku.
17:35 waktu berbuka puasa semakin dekat, namun tetap saja pelayan belum juga menghampiri meja kami. Akhirnya beberapa menit berlalu waktu penantian kakak baju merah pun berakhir dan kursi-kursi kosong pun telah terisi. Kami segera memesan menu makanan sesuai dan selera dan pastinya pas di kantong.
Allahuakbar Allahuakbar…. tiba-tiba terdengar suara azan yang menandakan penantian berbuka puasa telah berakhir. Ya, pastinya makanan buat berbuka belum tiba soalnya kakak berbaju merah baru saja beranjak dari meja kami.
Oke, sabar keep samile, akhirnya aku melanjutkan meggerakkan jari-jariku di atas layar hp. Berbeda dengan aku yang berbuka puasa dengan kesibukan mengabadikan moment ini di dalam untaian kata, kedua temanku berbuka puasa dengan sorot matanya yang terkesima melihat senyum manis seorang yang berbaju biru lengan panjang dengan garis-garis putih di antara baju yang didominasi oleh warna biru itu. Entahlah semanis apa senyumnya, mungkinkankah senyum itu lebih manis dari teh es manis.
Setelah lama menunggu akhirnya pesanan pun datang. Tenang tak ada kata terlambat buat yang satu ini. Dengan menggerakkan jari-jariku di atas hp, canda, tawa, serta senyum yang katanya manis itu, hannya mengisi waktu yang kosong bukan perut kami yang kosong. (*)