Oleh:Saripaini
“belidak.com?”
Beberapa pertemuan terakhir di Club Menulis, Pak Yus telah menyebutkan nama itu. belidak.com nama yang unik, itu nama salah satu jenis ikan, tapi setelah beberapa kali disebut kata belidak dapat menunjukkan makna penawaran beli-dak. Melayu banget. Tadi juga disebutkan oleh bapak H. Nur Iskandar dalam versi lain dari makna belidak yakni, beli dari anak Khatulistiwa.
Ah, terserahlah apa pun maknanya, yang jelas ini adalah cahaya baru bagi penulis lokal Kalimantan Barat untuk tampil dan menunjukkan keberadaannya sebagai penulis. Bagiku ini adalah kabar yang paling mengembirakan di awal tahun 2018 tepatnya hari Senin 29 Januari. Tapi “Senyum di akhir Januari,” juga boleh, sepertinya lebih sweet.
Bagiku sebagai penulis yang masih duduk di bangku kuliah kehadiran belidak.com sangat berarti, sebagai langkah awal menuju kegemilangan di dunia literasi. Tentu saja aku bangga. Ya, bangga pakai kuadrat, untuk ukuran mahasiswa bukuku sudah bisa dilihat berjuta-juta pasang mata yang ada di Indonesia bahkan seluruh dunia walau kutahu tak semua penghuni bumi mengerti bahasa Indonesia, tapi setidaknya mereka bisa membaca namaku dan tahu kalau aku penulis.
Tentu kehadiran belidak.com di dunia literasi Kalimantan Barat di zaman digital ini sangatlah penting. Mengingat kemajuan perkembangan teknologi yang semakin pesat, tak lagi bercerita siapa yang dulu tapi siapa yang cepat. Itulah salah satu alasan kehadiran belidak.com yang terekam dari Pak Yaser Ace selaku founder belidak.com ketika berbicara dalam dialog literasi.
Di era canggih ini aktivitas telah terbagi menjadi dua dunia yakni dunia nyata dan dunia maya, di dunia maya orang-orang bisa merayap bebas tanpa bergerak dari tempat duduk . Apa pun bisa dicari melalui ketikan jari selama paket tersedia terserah apa saja dan di mana saja semua bisa beli baju, makanan, buku, dan lain sebagainya. Dan hari ini belidak.com menjadi fasilitator penulis Kalimantan Barat dalam pemublikasian buku yang selama launching hanya stay di Kalbar seperti buku-bukuku.