Oleh: Yusriadi
Sehari dua ini saya membantu Bang Memet mempersiapkan bukunya berjudul “Khazanah Budaya Madura Kalbar”.
Buku itu sedang dikejar untuk menjadi bagian dari launching buku di Kampus IAIN Pontianak, 29 Januari 2018. 3 hari lagi.
Dari sisi proses, buku ini pada mulanya merupakan ujung dari gagasan Bang Memet untuk membuat buku tentang Madura di Kalbar. Maklum buku dengan konten seperti itu, sejauh ini belum ada.
Sulit mencari referensi tentang orang Madura di Kalbar, khususnya tentang budaya Madura di daerah ini. Tulisan yang sudah ada sejauh ini tentang tema lain. Misalnya, sejarah migran, etos kerja, pola pendidikan, pengajian.
Ada juga tulisan tentang budaya Madura di Kalbar tetapi hanya berupa artikel ringkas. Bahan-bahan itu masih berselerak. Subro, seorang aktivis, yang saya dengar pernah menulis tentang hal ini dan menyampaikannya dalam beberapa seminar.
Bang Memet seorang penulis yang mumpuni kemudian membuat catatan pendek tentang budaya Madura, budayanya. Dia menulis tentang apa yang dilihat dan dipahaminya, tentang pengalaman dan pandangannya.
Bahan itu kemudian disusun dan dirangkai menjadi satu kesatuan. Akhirnya, jadilah sebuah buku.
Hasilnya tidak disangka. Mantap. Bahkan, pada pendapat saya, buku ini luar biasa. Bukan buku biasa. Buku ini akan menjadi buku penting memahami budaya masyarakat Kalbar, khususnya budaya di kalangan orang Madura.
Buku ini adalah karya besar, yang akan menjadi masterpiece atau magnum opus atau karya agung. Saya yakin waktu akan membuktikan hal itu.
Orang merujuk buku itu, merujuk pada Bang Memet. Ingat budaya Madura Kalbar, ingat Bang Memet. Jelas keren.
Hal ini membuat saya antusias. Saya merasa bangga bisa membantu –setidaknya melihat, proses lahirnya karya besar ini.
Selamat untuk Bang Memet. Selamat karena telah memiliki karya agung, punya masterpiece. (*)