Oleh : Khatijah
“Berakit-rakit kita ke hulu, berenang kita ketepian, bersakit dahulu, senangpun tak datang malah mati kemudian.” Lirik lagu yang saya lupa siapa penyanyinya yang pasti lagu ini akan terngiang jika saya sudah mengalami proses yang sedikit curam. Tapi percayalah apapun prosesnya semua itu pasti diberikan pilihan oleh Allah, baik kita memilih untuk tetap menjalani atau berhenti cukup sampai di sini toh apapun usahanya semua akan terbayar.
Seperti judul terpopuler di teraju.id., “Hasil tak akan menghianati usaha”. Iya memang tidak ada yang salah dari kalimat tersebut. Susunan abjad itu bisa membuat orang bangkit seperti Saripaini yang kini tulisannya sudah menjadi populer dengan judul “Rezeki tak akan tertukar”.
Yups, kata dari “tidak boleh menjadi pembaca buruk” yang dapat saya pahami mungkin jangan asal memahami tulisan orang dan jangan hanya melihat dari satu sudut pandang, atau mungkin juga jangan hanya membaca tapi tidak mempraktikkannya. Meski manusia terkadang hanya melihat apa yang ingin dilihatnya.
Dulu ketika SMA untuk membaca novel yang seharga Rp 10.000 tiga buah saja, saya harus mengambil upah menulis remedy teman yang kebetulan jika remedy pelajaran Fisika kami disuruh menulis soal. Hingga kesempatan itu tidak saya sia-siakan, saya tidak terbayang bagaimana jika saya malas melakukannya mungkin saya tak punya banyak buku dan wawasan karena jika tidak membaca kita tidak bisa menulis.
Menuju keberhasilan bukan hal yang mudah. Banyak kisah di belakang yang harus dilalui. Gagal pada percobaan pertama ialah hal yang wajar, menyerah pada kegagalan itu yang sedikit kurang wajar. Karena tidak ada yang spontan sesuai keinginan lagipula tidak akan terasa nikmat jika tidak mengetahui kesulitan untuk mendapatkan keberhasilan. Karena apapun yang menurutmu baik terkadang bukan hal baik untukmu.
Teruslah berusaha sampai tercapai apa yang diinginkan. Bukankah sudah jelas kalimat no pain no gain menunjukkan bahwa bukan diri sendiri yang mengalami kesulitan, semua orang juga merasakannya dan semua itu tergantung orang memandang dan menanggapinya, terserah mereka menganggap itu sebuah petaka atau sebuah keberuntungan karena terkadang menyadari hikmah dari kesulitan itu sangat susah. Sebab itu
izinkan saya sekali lagi mengulangi kalimat “Manusia selalu saja melihat apa yang ingin dilihatnya”.
Selagi masih ada waktu bukankah lebih baik jika kita menikmati dan menjalaninya, mensyukuri apa yang diberikan meski hanya datang sekejap untuk memberi pelajaran ada juga yang datang terlambat untuk menjadi sebuah penyesalan. Terkadang melakukan kesalahan akan menambah keyakinan bahwa kebenaran itu memang harus dilakukan bahkan jika sudah melakukan kesalahan kebenaran itu akan sangat menjadi penghargaan.
Pontianak, 1 Maret 2018