Oleh: Nur Iskandar
Lagu Sultan Hamid II karya Yudie Arwana Chaniago diperankan secara apik oleh generasi muda milenial Kalbar yang tergabung dalam Selenophile Literacy Studio-Kampoeng English Poernama.
Dengan kolaborasi multietnik–seperti semangat Bhinneka Tunggal Ika yang dicengkeram Elang Rajawali Garuda Pancasila–Oren (Duta Bahasa Kalbar blasteran Dayak-Manado), Safa Maura (Melayu-Pontianak), Azizi (Melayu-Bugis Kalbar), Jeamy Rodjas (Padang-Sumbar), Yodhi (Padang-Tionghoa), Adjie (Melayu-Jawa), Rafli (Melayu-Sambas) dan Susanto (Tionghoa Pontianak) menarik perhatian publik dengan setting lokasi gambar di halaman Kampoeng English Poernama, bergerak ke Tugu Pancasila–Taman Rahadi Oesman Cq Taman Alun Kapuas–Taman Makam Pahlawan Patria Jaya-Sungai Raya-Kubu Raya–Taman Digulis Universitas Tanjungpura–Makam Kesultanan Qadriyah hingga Istana Kesultanan Qadriyah.
Dalam tempo singkat telah menyita 9 ribu pemirsa di kanal YouTube Kalimantan Barat dan 200-an pemirsa di kanal YouTube teraju.id. Ini tanda bahwa publik peduli dengan sentuhan sejarah yang membawa “pride” atau kebanggaan karya adiliuhung negarawan asal Bumi Borneo/Kalimantan berupa Lambang Negara Elang Rajawali Garuda Pancasila yang disajikan dengan cara seni-sastra. Mau menyaksikan adegan adegan “nakal” mereka yang menggoda namun mengena sasarannya? Ikuti link berikut ini: https://www.youtube.com/watch?v=wIngp5RLMls disaksikan 220 pemirsa dan link https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=3328593243900534&id=1344602985632913&sfnsn=wiwspwa&extid=69a1VjkUJF03VdK8 disaksikan 9k pemirsa YouTube.
Adegan muda milenialis padu-padan dengan lima personil yang menyanyikan lirik lagu ciptaan Yudie Arwana Chaniago di studio Fresh-Kota Baru menjelang Live Concert 107 tahun Sultan Hamid II Alkadrie yang didapuk Kampoeng English Poernama bersama teraju.id serta Yayasan Sultan Hamid II Alkadrie yang disupport pula oleh Bina Antarbudaya serta musisi nasional. Agaknya publik terus bergerak lebih laju daripada aparat negara yang mengurusi Pancasila. Gak apa-apa–toh negara adalah berasal dari rakyat juga. Demokrasi Pancasila juga adalah dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat dengan spirit nilai-nilai luhur budaya bangsa seperti tercantum simbol dan maknanya dalam Lambang Negara bergantungkan perisai Pancasila. *