Oleh: Setioko
Artikel ini merupakan rangkaian dari artikel penulis tentang Teluk Pakedai. Pada tanggal 22 November 2017, pada pukul 06.00 pagi, penulis sempat berbicara dengan salah seorang penjaja warung kopi yang alamatnya terletak di depan kantor dimana penulis mengabdi. Kali ini kita akan berbicra mengenai Ikan Belanak Teluk Pakedai.
Sebelumnya mari kita berkenalan dengan apa yang dimaksud dengan Ikan Belanak atau di dalam Bahasa Inggris dikenal dengan nama blue-spot Mullet.
Belanak merupakan sejenis ikan laut tropis dan subtropis yang bentuknya hampir menyerupai bandeng.
Pada dasarnya nama ikan ini tidak begitu populer, bahkan penulis sempat mengernyitkan dahi ketika mendengar nama ikan ini. Namun Ikan jenis ini memiliki banyak penggemar yang fanatik.
Uniknya, ikan Belanak merupakan salah satu jenis ikan laut yang bisa hidup di air asin atau tawar. Ikan ini bentuknya hampir mirip seperti ikan bandeng. Perbedaannya adalah Ikan belanak secara umum bentuknya memanjang agak langsing dan gepeng. Sirip punggung terdiri dari satu jari-jari keras dan delapan jari-jari lemah. Sirip dubur berwarna putih kotor terdiri dari satu jari-jari keras dan sembilan jari-jari lemah. Bibir bagian atas lebih tebal daripada bagian bawahnya ini berguna untuk mencari makan di dasar/organisme yang terbenam dalam lumpur. Selain itu ciri lain dari ikan belanak yaitu mempunyai gigi yang amat kecil, tetapi kadang-kadang pada beberapa spesies tidak ditemukan sama sekali.Di Jogja ikan ini dikenal dengan nama ikan Banyar.
Seperti kebanyakan jenis ikan lainnya, ikan belanak juga mempunyai kandungan gizi yang sangat bagus buat kesehatan. Dan otomatis, karena kaya akan kandungan gizi, maka ikan ini mempunyai segudang manfaat buat kesehatan kita.
Di Amerika Utara “Mullet” sendiri lebih di kenal dengan nama Mugilidae, di Eropa penggunan kata Mullet biasa sering digunakan.
Belanak merupakan jenis ikan laut yang bisa hidup di air asin atau tawar. Ikan ini bentuknya hampir mirip seperti ikan bandeng.
Selain Banyar ikan ini juga memiliki nama lain seperti ikan Mullets ikan gadah, bale belana, jumpul, goru, rapang dan gadeh. Ikan ini tergolong jenis ikan Herbivora yaitu pemakan tumbuh-tumbuhan. Termasuk di antaranya lumut.
Pada era sebelum dekade 2010-an Masyarakat Desa Selat Remis Kecamatan Teluk Pakedai Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat dapat dengan mudah menemukan ikan ini di sungai, terutama pada saat musim hujan. Hal ini dikarenakan Ikan Belanak sering ada di pesisiran sungai karena memang habitat hewan ini adalah di Muara. Selain ikan Belanak di Perairan sungai juga dengan mudahnya dapat ditemukan udang galah, remis maupun kepiting “Mungkin sejenis ranjung”.
Perkembangan arus globalisasi membuat ikan belanak maupun aneka hidangan laut di desa ini semakin sulit di temukan. Sebab, sebagian dari hewan laut ini sudah diborong ke Pontianak dengan jumlah yang besar. Sekarang langkah selanjutnya adalah mari kita lestarikan ekosistem sungai di sekitar kita.
Selain karena pencurian liar, masalah krusial yang dihadapi oleh Arus Sungai di Desa ini adalah Pencemaran Air. Pada dasarnya sungai sudah menjadi bagian penting dari kehidupan manusia. Bahkan sudah menjadi bagian dari peradaban manusia pada zaman dahulu, dimulai dari daerah yang berada dekat dengan aliran sungai.
Sejak zaman dahulu air sungai banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai macam keperluan, seperti untuk mencuci, mandi atau pun sebagai sanitasi. Di dalam sungai juga terdapat bermacam- macam ikan yang bisa dikonsumsi dan dapat memenuhi gizi yang dibutuhkan manusia.
Akan tetapi beberapa tahun belakangan ini air sungai sudah tak jernih lagi. Tak hanya keruh dan berwarna coklat bahkan hitam, air sungai juga kerap kali berbau tak sedap. Berubahnya warna dan bau air sungai karena masuknya polutan atau zat- zat kimia itulah yang disebut dengan pencemaran air sungai. Tak sedikit limbah industri yang dibuang di sungai. Masyarakat yang tak memiliki kesadaran menjaga kelestarian lingkungan juga sering membuang sampah di sungai. Bahkan saat ini Sungai sudah menjadi sebagai bagian dari proses tempat sampah raksasa
Kita harus mengetahui bahwa pencemaran air sangat berakibat fatal bagi kehidupan Manusia sebab Akibat dari Dampak pencemaran air sungai membuat keseimbangan ekosistem sungai juga akan terganggu. Adapun Dampak lain dari pencemaran air sungai yaitu :
Terjadinya banjir air sungai.
Timbulnya berbagai penyakit dari mikroba pathogen.
Sungai menjadi kumuh & tidak sedap dipandang.
Berkurangnya ketersediaan air bersih.
Air sungai kekurangan oksigen dan membahayakan kehidupan ikan- ikan di dalamnya.
Reaksi kimia di dalam air sungai menjadi lebih cepat.
Produktivitas tanaman menjadi terganggu.
Ada banyak cara untuk mengatasi pencemaran sungai. Namun yang paling penting adalah kesadaran kita untuk melakukan kegiatan- kegiatan dalam rangka mengatasi dampak pencemaran sungai tersebut. Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi pencemaran sungai.
Memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang arti penting sungai dan cara melindungi kebersihan sungai.
Menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk merawat sungai- sungai di sekitar pemukiman.
Tidak membuang sampah dan limbah apa pun di sungai.
Mengelola limbah dengan baik sehingga tidak berbahaya ketika dibuang ke sungai.
Menjaga kelestarian hutan di sekitar sungai (sumber Cara Melestarikan Hutan).
Tidak membuat bangunan di tepi sungai.
Menanam pohon di lahan tepi sungai agar tidak terjadi erosi sungai (sumber : Akibat Erosi Sungai)
Merehabilitasi sungai yang tercemar dengan cara membersihkan sungai dari sampah secara berkelanjutan.
Menggunakan teknik bioremediasi untuk menetralkan limbah cair di sungai.
Membuat aturan yang jelas tentang pelarangan membuang sampah dan limbah di sungai, serta menindak tegas para pelanggar aturan tersebut.
Kini generasi mudalah yang seharusnya mampu untuk menjaga ekosistem sungai termasuk Sungai yang berada di pesisiran Kalimantan Barat pada umumnya. Sebab mungkin kita akan mampu melihat keindahan alam dan memberikan kehidupan yang baru bagi ekositem lain. Termasuk Ikan dan fauna maupun flora.