Oleh: Wajidi Sayadi
Salah satu bedanya Idul Fitri dan Idul Adha ialah Takbiran Idul Adha berlanjut di hari-hari Tasyriq setiap usai shalat fardhu. Hal ini didasarkan pada firman Allah dalam al-Qur’an:
وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ تَعَجَّلَ فِي يَوْمَيْنِ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ وَمَنْ تَأَخَّرَ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ لِمَنِ اتَّقَى
Berdzikirlah kepada Allah pada hari yang telah ditentukan jumlahnya. Siapa mempercepat (meninggalkan Mina) setelah dua hari, maka tidak ada dosa baginya. Siapa mengakhirkannya tidak ada dosa baginya, yakni bagi orang yang bertakwa. (QS. al-Baqarah: 203).
Para ahli tafsir menjelaskan bahwa di antara tafsir ayat ini, yang dimaksud “اذْكُرُوا اللَّهَ” Dzikir kepada Allah ialah takbir, tahlil, dan tahmid yang dibaca ketika hari raya ‘Id dan hari-hari tasyriq, yaitu:
الله أكبر الله أكبر الله أكبر لا اله إلا الله والله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Imam Bukhari menjelaskan bahwa Ibnu Abbas menafsirkan, yang dimaksud أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ “beberapa hari yang telah ditentukan” ialah hari-hari Tasyriq, yaitu 3 hari sesudah lebaran ‘Idul Adha, tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
Atas dasar inilah takbiran ketika lebaran Idul Adha dilanjutkan setiap usai shalat fardhu baik shalat berjamaah maupun shalat sendirian hingga usai shalat ashar tanggal 13 Dzulhijjah.
Penetapan jumlah tiga hari tasyriq ini berkaitan dengan masa melontar jamrah oleh jamaah haji di Mina. Jamaah haji yang melontar jamrah sampai tanggal 12 Dzulhijjah namanya Nafar Awal.
Inilah yang dimaksud dalam al-Qur’an:
فَمَنْ تَعَجَّلَ فِي يَوْمَيْنِ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ
Siapa mempercepat (meninggalkan Mina) setelah dua hari, maka tidak ada dosa baginya. (QS. al-Baqarah: 203).
Sedangkan yang berlanjut hingga tanggal 13 Dzulhijjah, namanya Nafar Tsani atau Nafar A’zham (Nafar kedua atau nafar agung). Inilah yang dimaksud dalam al-Qur’an:
وَمَنْ تَأَخَّرَ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ لِمَنِ اتَّقَى
Siapa mengakhirkannya (sampai 13 Dzulhijjah) tidak ada dosa baginya, yakni bagi orang yang bertakwa. (QS. al-Baqarah: 203).
Beberapa tahun terakhir ini, sebagian jamaah haji Indonesia, tanggal 11 Dzulhijjah, satu hari setelah lebaran Idul Adha sudah meninggalkan area Mina menuju hotel tempat penginapan mereka. Saya tidak tahu Nafar apa namanya. Apakah ada Nafar sebelum Awal?
Inilah bedanya takbiran Idul Fitri yang berakhir ketika sudah dimulai shalat ‘Id. Tidak ada lagi takbir sesudah itu, sebab tidak ada kaitannya dengan masa jamaah haji.
Idul Fitri lebih kaitannya dengan puasa dan zakat fitrah, semuanya berakhir setelah shalat ‘Idul Fitri.
Apa makna tasyriq?
Tasyriq pada dasarnya berarti mengeringkan daging qurban yang telah disembelih.
Hari-hari tasyriq adalah waktu yang digunakan mengeringkan dan makan daging kurban. Bahkan dilarang berpuasa selama hari tasyriq sebagai hari kegembiraan menikmati santapan daging.
Rasulullah SAW. bersabda:
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
Hari-hari Tasyriq adalah hari-hari untuk makan dan minum. (HR. Muslim dari Nubaisyah al-Hudzaliy).
Pada hari-hari tasyriq penuh kegembiraan dengan santapan jasmani, diperintahkan juga oleh Allah untuk berdzikir, yakni bertakbir selama hari-hari Tasyriq.
Maksudnya bahwa Islam memerintahkan agar pemenuhan keperluan fisik dan rohani atau spiritual sekaligus. Tidak cukup hanya memenuhi keperluan santapan jasmani dan fisik, tapi mengabaikan keperluan spritual dan rohani.
Sebaliknya, juga tidak cukup hanya mengurusi keperluan spritual dengan hanya bertakbir, tapi mengabaikan keperluan santapan fisik dan jasmani.
Maka yang terbaik adalah dua-duanya terpenuhi.
Inilah makna Takbir di hari-hari Tasyriq.
Sekedar tambahan cara memahami ayat-ayat al-Qur’an, bahwa kalimat “اذْكُرُوا اللَّهَ” (Berdzikirlah kepada Allah) dalam al-Qur’an diulang 7 kali dengan maksud berbeda-beda. Misalnya kalimat “اذْكُرُوا اللَّهَ” (Berdzikirlah kepada Allah) pada surat al-Baqarah: 203 sudah dijelaskan di atas, yaitu Takbiran.
Kalimat “اذْكُرُوا اللَّهَ” (Berdzikirlah kepada Allah) pada surat al-Baqarah: 198 dan 200 dengan maksud ingat kepada Allah secara umum, baik dengan hati, lisan, ataupun dengan amal.
Kalimat “اذْكُرُوا اللَّهَ” (Berdzikirlah kepada Allah) pada surat al-Baqarah: 239, maksudnya shalatlah. Pada surat al-Jumu’ah: 9, kalimat “Maka segeralah kamu berdzikir, mengingat Allah”, maksudnya ialah pergilah shalat jumat.
Kalimat “اذْكُرُوا اللَّهَ” (Berdzikirlah kepada Allah) pada surat al-Anfal: 45, maksudnya berdzikir dan berdoa.
Adapun kalimat أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ “beberapa hari yang telah ditentukan” pada ayat 203 surat al-Baqarah yang dimaksud ialah 3 hari Tasyriq, tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
Pada ayat lainnya dengan istilah yang sama أَيَّاماً مَعْدُودَاتٍ “beberapa hari yang telah ditentukan” pada surat al-Baqarah: 183, tapi yang dimaksud ialah satu bulan.
Inilah sekedar gambaran bahwa betapa pentingnya Tafsir Al-Qur’an, sebab ada ayat-ayat al-Qur’an yang sama dan terjemahannya sama, tapi berbeda maksudnya.
Artinya, tidak cukup hanya membaca terjemahan, perlu juga membaca penjelasan tafsirnya oleh para ulama.
Semoga Bermanfaat.
Pontianak, 11 dzulhijjah 1441 H/1 Agustus 2020 M.