Oleh: Dr Leo Sutrisno
Dalam pengarahan rapat terbatas tentang pembuatan peta jalan pendidikan Indonesia 2020-2035, Presiden (4-6-2020) menyinggung empat hal harus diperhatikan. Salah satu di antaranya, pengembangan sumber daya manusia masa depan tidak lagi didasarkan pada pengetahuan yang telah dipergunakan di masa lalu tetapi pengetahuan yang akan diperlukan di masa depan.
Presiden mendorong agar mempelajari lebih dahulu apa yang telah dilakukan oleh sejumlah negara yang berhasil dalam dunia pendidikan yang diakui internasional. Di antaranya adalah Filandia pada pendidikan dasar dan menengah. Dalam tulisan ini akan disajikan pandangan sekilas Pendidikan Menengah di Finlandia.
Dalam laman Scholaro.pro (diambil, 23-6-2020), disebutkan setelah tamat pendidikan dasar siswa Finlandia mendapat kebebasan untuk melanjutkan pendidikannya atau langsung masuk ke pasar kerja. Mereka sudah menyelasaikan masa wajib belajar. Bagi yang terus melanjutkan pendidikannya ada dua pilihan masuk SMA atau masuk SMK.
Bagi yang ingin kelak meneruskan pendidikan tinggi mereka memilih SMA yang terdiri atas Kelas 10-12. Pembelajaran di SMA lebih teoritis ketimbang pembelajaran di SMK..
Walaupun pada umumnya di SMA Finlandia mengajarkan hampir semua bidang ilmu pengetahuan ada sejumlah SMA yang lebih fokus pada bidang tertentu, Misalnya, difokuskan pada ilmu pengetahuan alam, humaniora atau kesenian.
Bahkan, ada beberapa SMA mengkhususkan pada spesialisasi tertentu. Misalnya, khusus: musik, olah raga, atau IPA. SMA jenis ini sangat popular dan memberlakukan sarangan masuk yang sangat ketat.
SMA Finlandia juga dapat dikelompokkan menurut latar belakang siswanya. Di antaranya adalah SMA yang siswanya para remaja (päivälukio) atau khusus orang dewasa (aikuislukio).
Tidak semua SMA diselenggarakan dengan bertatap muka secara langsung. Di Filandian juga disediakan SMA Jarak Jauh (etälukio). Pada umumnya SMA jarak jauh diperuntukkan bagi mereka yang sudah bekerja tetapi masih ingin melanjutkan pendidikannya. Namun, siswa yang baru tamat dari pendidikan dasar juga dapat mengikuti program SMA Jarak Jauh.
Program pendidikan SMA diakhiri dengan ujian matrikulasi nasional. Setiap siswa wajib mengikuti paling sedikit empat (4) mata uji . Mata uji wajib adalah bahasa nasional yang boleh dipilih salah satu dari Bahasa Finlandia (Finnish), Bahasa Swedia (Swedish) atau Bahasa Sami (bahasa yang digunakan penduduk di Finlandia Utara, Swedia, Norwegia serta di kepulauan Kola (Rusia). Bagi siswa yang bahasa ibunya bukan Bahasa Finladia, Swedia, atau Sami, boleh mengambil Bahasa Finlandia atau Bahasa Swedia sebagai mata uji pilihan bahasa kedua.
Tiga (3) mata uji yang lain bisa dipilih adalah: bahasa nasional kedua (bahasa Finladia atau Swedia); bahasa asing (Inggris, jerman, Perancis, Italia, sepanyol, Portuges atau Latin), matematika, sains dan humaniora, sejaran, agama, fisika, kimia, biologi, psikologi dan filsafat.
Ujian matrikulasi dilaksanakan dua kali tiap tahun, di musim gugur dan di musim semi. Siswa boleh membagi mata uji yang dipilihnya dalam dua atau tiga periode periode matrikulasi.
Hingga kini, keberhasilan pendidikan di Finlandia menjadi pembicaraan secara internasional, termasuk Indonesia. Dalam laman Angela Watson (diambil 23-6-2020), anggota ‘National Board Certified Teacher’ ini menunjukkan sejumlah penjelasannya. Di antaranya adalah: 1) pengembangan profesional para guru sangat ditekankan, 2) profesi guru sangat dihargai, 3) para guru memiliki kebebasan yang besar untuk memenuhi kebutuhan para siswanya karena kurikulum nasional dibuat sangat ringkas tanpa disertai berbagai petunnjuk teknis dan petunjuk pelaksanaannya, 4) Siswa di Finlandia memiliki jumlah jam istirahat yang cukup setiap hari, setiap 45 menit jam pembelajaran diikuti 15 menit istirahat, 5) tidak ada kewajiban memberi ulangan, 6) sebelum berusia 7 tahun anak-anak Filandia belum boleh masuk sekolah, serta 8) setiap anak mendapat pendidikan usia dini yang bermutu tinggi secara cuma-cuma.
Olli-Pekka Malinen (University of Jyväskylä), Pertti Väisänen (University of Eastern Finland) dan Hannu Savolainen (University of Jyväskylä), 2012, mempublikasi hasil penelitian mereka tentang pendidikan guru di Finlandia. Disebutkan bahwa Masyarakat Filnadia menaruh harapan besar tentang pendidikan anak-anaknya pada para guru dan otoritas lokal dalam menyediakan pendidikan yang bermutu tinggi. Pendidikan guru di Finlandia sangat kompetitif. Para calon mahasiswa mesti mengikuti dua tahapan seleksi. Seleksi pertama adalah kualifikasi akademik yang memadai untuk mengikuti program magister (S2) pendidikan guru. Seleksi tahap kedua menyangkut tingkat motivasi dan kelayakan calon sebagai guru profesional. Selama kuliah, para mahasiswa diajak membahas masalah pendidikan yang mendasar baik menurut keadaan di lapangan maupun menurut hasil-hasil penelitian. Di samping itu sistem sarana penunjang juga tersedia dengan melimpah. Tidak terkecuali bagi pendidikan inklusif yang kan juga melayani mereka yang berkebutuhan khusus.
Robert M.KlassenLisa E.Kim, 2019, melakukan meta=analisis 32 penelitian tentang metode seleksi masuk calon mahasiswa program pendidikan guru dan pola seleksi calon guru yang masuk ke lapangan kerja di Finlandia. Ditemukan ada korelasi yang signifikan dengan efektivitas guru di sekolah (r = 0.12, p < 0.001). Karena itu, ia menyarankan agar pola seleksi masuk program pendidikan guru selalu ditingkatkan jika ingin menjaga kualitas pendidikan di masa depan.
Sebagai tambahan, hasil penelitian yang cukup lama, menunjukkan bahwa rerata kondisi pekerjaan dan kesejahteraan guru SMA di Finlandia berada di atas keloganya yang tersebar di berbagai negara di Eropa. Anne Rasku dan Ulla Kinnunen (Tampere University) , 2003, membandingkan keadaan itu berdasarkan keadaan 232 orang guru Pendidikan menengah di Finlandia dan 1950 koleganya di benua Eropa.
Selain kualifikasi guru, kondisi sekolah ternyata juga berpengaruh pada hasil pendidikan. Doris Holzberger, Sarah Reihold, Oliver Ludtke dan Tina Seidel, 2020, melakukan meta-analisis 71 penelitian internasional tentang hubungan antara karakteristik sekolah dan hasil belajar siswa, khusus Ipa dan matematika. Meta-analisis ini melibatkan 3.960.281 siwa dari 260390 sekolah, termasuk dari Finlandia.
Pandangan selintas pendidikan menengah di Finlandia berseta temuan sejumlah meta-analisis ini mengisyaratkan bahwa kondisi sekolah serta kualitas guru menjadi unsur penting untuk menyediakan pendidikan masa depan yang baik. Semoga!
Pakem Tegal, 25-6-2020