Oleh: Nur Iskandar
Pada 9 Februari kemarin, Kepala Negara Ir H Joko Widodo pidato tentang pers sebagai suluh bangsa di masa pandemi Covid-19. Pers menjadi penjernih informasi di tengah lautan berita. Tentu Presiden merujuk kinerja media yang data dan verifikasinya benar. Bukannya hoaks atau produsen ‘bulak’ bin ‘mbual’ atawa pembohongan publik. Media yang jelas, jujur dan jernih. Media seperti itu media pendidikan yang mencerdaskan publik, mengedukasi bangsa.
Presiden Jokowi pidato resmi di Istana Negara. Di podiumnya terpampang Lambang Negara Elang Rajawali Garuda Pancasila.
Kalau hari pers nasional diperingati saban 9 Februari, maka lambang negara pada 11 Februari.
Kala itu 1950 dalam sidang parlemen, Presiden RI sang proklamator Ir H Soekarno memperkenalkan buat pertama kali lambang negara Garuda Pancasila. Soekarno memuji keindahan dan kegagahannya. Jauh lebih dalam dari sekedar indah dan gagah, bahwa lambang negara Garuda Pancasila padat makna. Ia menggambarkan proklamasi 17/8/1945 lewat kepak sayap, elar ekor, dan bulu pada leher hingga dada.
Ia juga utama dan terutama melambangkan idiologi bangsa, yakni Pancasila. Lima nilai dasar Nusantara yang digali dari sejarah besar masyarakatnya.
Simbol Pancasila itu dalam tameng. Tameng sebagai perisai. Perisai sebagai pelindung. Pengayom. Pembawa nilai kehormatan.
Bintang. Rantai. Beringin. Kepala Banteng. Padi dan kapas. Seloka Bhinneka TUGGAL Ika. Kepala Garuda menoleh ke kanan, semua syarat makna. Termasuk warna dan pola baca sila pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima berstruktur hilir balik atau tawaf semesta.
Adalah pula kita bertanya kenapa Garuda? Bukan Cendrawasih atau Pipit? Kenapa Elang Rajawali? Kemudian menjadi Elang Rajawali Garuda Pancasila?
Uraian lengkap tentang sejarah Lambang Negara Elang Rajawali Garuda Pancasila telah diterbitkan dalam buku saku Kemenlu RI via UPT Museum Konferensi Asia Afrika, lengkap dengan film dokumenter yang ditayangkan di kanal YouTube. Silahkan klik word Indonesia Symbol of Garuda Pancasila.
Dengan menghikmati hari lahirnya lambang negara (11/2/1950-2021) kita semakin cinta. Karena cinta, maka kita sayang. Kita rawat dan jaga. Kita terbang tinggi menguasai cakrawala.
Semoga pertautan hari pers dan hari lahirnya lambang negara menjadi suluh bangsa. Menjadi terang benderang Indonesia Raya. Merdeka! Kita cinta Indonesia. *