Oleh: Novie Anggraeni
Siang hari di kota Sanggau. Rencananya, aku bersama keluarga ingin pergi ke Entikong, yakni wilayah perbatasan antara Malaysia dan Indonesia. Mobil kami pun melaju melewati jalanan yang cukup lenggang. Selang beberapa waktu, kami sudah cukup jauh meninggalkan kota Sanggau.
“Udah sampai mane nih, Pa?” tanyaku pada seorang pria yang sedang menyetir di balik kursi depan.
“Di Balai Karangan dah.”
Ternyata perjalanan kami yang cukup memakan waktu lama ini sudah memasuki daerah Balai Karangan. Aku jadi teringat dengan pamanku yang memiliki usaha toko buah di daerah ini.
“Kalau tempat pak Yus di mane, Pa?” tanyaku lagi dengan Papa, yang terlebih dahulu tahu tokoh buah milik pamanku, pak Yus.
“Tempat pak Yus kau maseh jaoh, dekat pasar sanak.”
Selang beberapa lama kemudian, akhirnya aku melihat toko buah milik pamanku itu setelah ditunjukkan Papa. Aku merasa yakin karena ada terlihat anaknya yang bernama Akmal sedang duduk di depan sambil bermain Gadget.
Kami pun tiba di Entikong. Dimana ini adalah wilayah perbatasan antara negara Indonesia dan negara Malaysia. Mobil kami pun berhenti melaju dan segera diparkirkan Papa.
Aku melihat ada beberapa TNI sedang berjaga-jaga. Dan aku juga melihat sebuah monumen besar dengan gambar burung garuda di atasnya. Sedangkan di bawah burung garuda itu terlihat tulisan Bhinneka Tunggal Ika. Banyak sekali orang yang asyik berfoto-foto di monumen itu sehingga aku enggan untuk mendekat.
Aku dan yang lainnya pun diajak masuk ke wilayah perbatasan Malaysia.
“Boleh masok ke nih?” tanyaku ragu-ragu.
“Ehh, bolehlah..” jawab Papaku meyakinkan.
Akhirnya, kami masuk melewati gerbang pembatas negara Malaysia. Terlihat sebuah plang bertuliskan “Dilarang buang putung rokok merata-rata”. Aku tersenyum membaca tulisan itu. Dan sudah dapat dipastikan. Aku telah menginjakkan kaki di negara Malaysia tepatnya di daerah Tebedu.
Sangat indah pemandangan yang ada di Malaysia. Kurang lebih sama dengan pemandangan alam yang ada di Kalbar, Indonesia. Akan tetapi, hampir tidak terlihat sampah yang tercecer di sini. Jalanannya bersih dan mulus. Senang sekali sudah berada di sini meskipun hanya sebentar dan tidak dapat masuk lebih dalam lagi.
Aku beserta keluarga juga sempat berfoto di sebuah bangunan bertuliskan “Kompleks Imigresen Tebedu, Jabatan Imigresen Malaysia, Serawak”. Setelah itu, kami segera kembali ke perbatasan negara Indonesia. (*)