teraju.id, TNN – Ada sesuatu yang penting dikomunikasikan Presiden RI Ir H Joko Widodo kepada rakyat Indonesia melalui penganugerahan gelar kepada para tokoh, Kamis, 13/8/2020. Bahwa Indonesia ini harus dirawat dan dijaga secara bersama-sama, begitupula demokrasi yang bersendikan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Presiden Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi mengajak merawat demokrasi. Bahwa berbeda haluan politik sekalipun, bukan berarti bermusuhan.
Hal itu terungkap dari ekspose media massa seusai acara gelar anugerah Bintang Mahaputra di mana 53 tokoh meraihnya. Salah satunya tokoh Kalbar Dr Oesman Sapta Odang.
Detik News memberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak merah meski kerap kali mendengarkan kritik dari Fahri Hamzah dan Fadli Zon. Jokowi malah merangkul keduanya untuk berbicara mengenai demokrasi. Seperti diketahui Fahri dan Fadli Zon yang merupakan “vokalis” DPR RI kerap berbeda cara pandang kepada RI-1.
Jokowi bersama Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengajak Fahri dan Fadli untuk memberikan keterangan pers kepada media yang ditayangkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden.
“Penghargaan ini diberikan kepada beliau-beliau yang memiliki jasa terhadap bangsa dan negara, dan ini lewat pertimbangan-pertimbangan yang matang, oleh Dewan Tanda Gelar dan Jasa, jadi… pertimbangan yang sudah matang,” ujar Jokowi mengawali penjelasannya.
Menurut Jokowi, jalan politiknya yang berbeda dengan Fahri dan Fadli bukan berarti permusuhan. Justru, menurut Jokowi, hal inilah yang namanya demokrasi.
“Bahwa misalnya ada pertanyaan mengenai Pak Fahri Hamzah, kemudian Pak Fadli Zon ya… berlawanan dalam politik, kemudian berbeda dalam politik itu bukan berarti kita ini bermusuhan dalam berbangsa dan bernegara, ya inilah yang namanya negara demokrasi. Jadi saya berkawan baik dengan Pak Fahri Hamzah, berteman baik dengan Pak Fadli Zon, jadi ya inilah Indonesia,” ujar Jokowi.
Setelahnya, Fahri dipersilakan Jokowi berbicara. Fadli menyusul kemudian.
“Itu yang tadi beliau sampaikan sebagai negara demokrasi kita harus bisa memelihara persatuan dan kebersamaan, apalagi situasi sekarang kan lagi COVID dan sebagainya. Jadi saya kira itulah momennya sekarang bagi kita semua untuk mempersatukan bangsa kita,” kata Fahri.
“Tentu penghargaan ini menurut saya adalah penghargaan kepada rakyat juga karena kita sama-sama menjaga demokrasi dari kepala negara, dari presiden, tadi apa yang disampaikan merupakan tradisi yang kita mempunyai tujuan yang sama, sama-sama merawat dan menjaga Indonesia,” imbuh Fadli.
Perihal pernyataan Presiden Jokowi tersebut di atas disambut hangat Yayasan Sultan Hamid II Alkadrie. “Bahwa ada angin segar dari Bapak Presiden. Bahwa orientasi utama adalah merawat bangsa Indonesia. Merawat demokrasi. Ini selaras dengan apa yang kita perjuangkan,” ungkap putra mantan Sekretaris Pribadi Sultan Hamid, Max Jusuf Alkadrie, Sani Alkadrie kepada Teraju News Network.
Yayasan Sultan Hamid pada 12 Agustus 2020 telah melayangkan surat kepada Presiden Jokowi untuk audiensi. Hendak bicara dari hati ke hati mengenai perjuangan keindonesiaan Sultan Hamid sehingga diajukan sebagai pahlawan nasional dengan jasanya merancang lambang negara serta pengakuan kedaulatan atas proklamasi kemerdekaan RO 17 Agustus 1945 melalui Konferensi Inter Indonesia I dan II serta Konferensi Meja Bundar sehingga Indonesia berdaulat penuh. (kan)