in , ,

Jelajah Kota Jaga Sejarah, KUWAS Terbitkan Buku “Crowd Funding”

IMG 20160921 072435 400

Teraju.Id, Pontianak – Dunia literasi sejarah Kota Pontianak menggeliat dengan perjuangan menerbitkan buku. Tahun 2016 ini telah terbit buku setebal 116 halaman untuk tetap merawat ingatan warga akan upaya menjaga dan melestarikan sejarah kota.

“Secara sederhana buku ini berisi tentang rekam jejak satu tahun perjalanan KUWAS. Lebih detail buku ini terdiri dari empat bagian,” ungkap pegiat literasi KUWAS, Ahmad Sofian melalui Forum Diskusi Aktivis, Selasa (20/9/16). KUWAS adalah akronim dari Komunitas Wisata Sejarah.

Bagian satu menurut pria yang akrab disapa Asof–singkatan dari namanya–bertajuk Menjelajah Kota, Menjaga Sejarah. Pada bagian ini pembaca akan diajak untuk mengetahui mengenai seluk-beluk KUWAS, latar belakang terbentuknya, proses pembentukannya, sampai dari makna dari KUWAS itu sendiri.

“Kita bisa jadi memiliki keresahan dan keingintahuan yang sama dengan KUWAS mengenai semua hal tentang Pontianak. Seperti yang diungkapkan pada buku ini di halaman empat, yang menyatakan bahwa [yang jelas wajah Kota Pontianak khususnya, dan Kalimantan Barat secara umum yang ada hari ini adalah tidak muncul secara tiba-tiba atau tidak hadir begitu saja. Melainkan melalui rangkaian yang panjang.] Lebih lanjut di halaman lima, pembaca akan mengetahui harapan dari KUWAS sederhana saja, yakni bagaimana mengenalkan, menggali informasi lebih banyak untuk nantinya melestarikan sejarah kota beserta peninggalannya. Agar khalayak ramai terutama anak-anak muda sebagai generasi penerus mengetahui dan merawat ingatan sejarah kotanya.”

Bagian dua lanjut Asof berisi tentang kegiatan-kegiatan KUWAS. Kegiatan KUWAS terbagi lagi ke dalam tiga kegiatan yakni: pertama Jelajah Kota-Jaga Sejarah, yang berisi tentang tempat-tempat yang telah dikunjungi oleh KUWAS, lengkap dengan alasan mengapa memilih lokasi tersebut, cerita mengenai keseruan trip, sampai beberapa dokumentasi perjalanan. Lalu kegiatan kedua berisi tentang bedah buku yang juga pernah dilakukan oleh KUWAS, ketiga berisi tentang rangkaian bincang saban Jumat di radio Volare.

Bagian ketiga buku ini berisi tentang Berita KUWAS, yakni berupa pemberitaan seputar agenda-agenda KUWAS yang diliput oleh media lokal, baik cetak maupun elektronik. Adapun bagian empat berisi tentang Di Balik Cerita.

“Ini merupakan bagian yang unik menurut saya. Di bagian ini terdapat semacam testimoni yang berisikan pengalaman dari beberapa peserta yang sempat mengikuti trip dari KUWAS. Kenapa saya katakan unik? Karena KUWAS mencoba memberikan satu spasi khusus untuk para peserta menyatakan kesan dan pendapat mereka melalui tulisan,” ujar Asof seraya menimpali bahwa terlihat upaya KUWAS untuk merangkul banyak pihak, membangun rasa memiliki, berbagi pengalaman dari sudut pandang peserta. Upaya sederhana, tapi bermakna.

Buku ini bisa menjadi salah satu referensi bagi siapa saja yang berkeinginan untuk mengetahui lebih jauh tentang Pontianak dari sudut pandang berbeda. Sudut pandang pejalan kaki. Buku ini juga memiliki kelebihan yakni pemaparannya yang sederhana, sehingga mudah dicerna, tidak hanya oleh para pecinta sejarah, tetapi juga para pengkaji perkotaan, peminat arsitektur kota, penggelut fotografi, bahkan hanya oleh pejalan kaki biasa. Buku ini juga memiliki kekuatan pada gaya penceritaan dan dokumentasinya, sehingga para pembaca yang belum berkesempatan untuk mengikuti trip, akan merasa dan seolah berada dan ikut dalam trip tersebut.

Buku ini masih memiliki kekurangan yakni masih dicetak hitam putih. “Saya sebagai pembaca membayangkan andai buku ini disajikan dengan full colour, terutama gambarnya, rasanya akan lebih menarik dan memanjakan mata pembaca,” imbuhnya.

Apapun itu, upaya sederhana namun nyata dalam rangka menjadi bagian memelihara ingatan bersama tentang sebuah kota, patut untuk terus didukung bersama. Banyak cara untuk mendokumentasikan sesuatu, bisa melalui potret, gambar bergerak atau rekaman suara.

“Bagi saya KUWAS sudah melakukan hal itu dengan cara yang elegan, yakni melalui tulisan. KUWAS tidak egois, berusaha menuangkan dan membagikan kisah perjalanannya ke dalam sebuah buku. Dengan memiliki satu judul ini di rak buku pribadi di rumah, saya kira itu akan menjadi satu bentuk dukungan nyata kita dalam upaya bersama, untuk menjadi bagian dalam rangka memelihara ingatan bersama tentang kota kita, Pontianak,” tambahnya.
“Selamat hari jadi Komunitas Wisata Sejarah (KUWAS) Pontianak, Kuwas Pontianak tetaplah melakukan trip.

Melakukan sesuatu yang mungkin nampak sederhana, tapi nyata adanya. Semoga kita akan bertemu, tidak hanya pada trip selanjutnya, tetapi juga pada peluncuran buku di tahun-tahun berikutnya. Jelajah Kota, Jaga Sejarah!”
Uniknya, buku KUWAS diterbitkan secara Crowd Funding. “Dengan infak 60 ribu rupiah kawan-kawan akan dapat satu buku, nama kawan-kawan tampil di kolom Crowd Funding. Informasi lebih lanjut dan cara pemesanan, silahkan hubungi Contact person Annisa Januarsi : 089614853252 atau 082155558569,” kata Asof. (nuris)

Written by Nur Iskandar

Hobi menulis tumbuh amat subur ketika masuk Universitas Tanjungpura. Sejak 1992-1999 terlibat aktif di pers kampus. Di masa ini pula sempat mengenyam amanah sebagai Ketua Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Lapmi) HMI Cabang Pontianak, Wapimred Tabloid Mahasiswa Mimbar Untan dan Presidium Wilayah Kalimantan PPMI (Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia). Karir di bidang jurnalistik dimulai di Radio Volare (1997-2001), Harian Equator (1999-2006), Harian Borneo Tribune dan hingga sekarang di teraju.id.

IMG 20160921 045921 418

Obat Kuat Picu Perkosaan

Grand Final Angkuts 1

Angkuts Raih Juara Tiga, Targetkan Pontianak Bebas Sampah 2017