teraju.id, Jakarta – Kewaspadaan tinggi harus terus diterapkan segenap lapisan masyarakat dalam menanggulangi terorisme, karena tidak adanya ledakan bom bukan berarti suatu daerah bahkan negara aman. Demikian benang merah amanat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius, MH saat memberikan pengarahan setelah pelantikan 32 FKPT seluruh Indonesia, Ancol, Selasa, 20/2/18 malam.
“Formasi bergerak terus. Gejolak internasional seperti kasus Rohingnya bisa menumbuhkan sel-sel baru teroris di negara kita,” ungkap Suhardi yang mantan Kabareskrim Mabes Polri. Untuk itu pengurus Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di 32 provinsi seluruh Indonesia diminta untuk meningkatkan sinergi yang terintegrasi satu sama lainnya.
Bekerjasama erat memperkuat nilai-nilai lokal serta kearifan lokal. Sebab dengan kearifan lokal bisa mencegah paham radikal.
Suhardi mengulas tiga bom yang terakhir meledak, yakni Cicendo, Thamrin serta Kaltim dilakukan oleh mantan napi teroris. “Kita sudah lakukan penelitian secara mendalam motif mantan napiter itu kembali menjadi teroris, yakni keberadaan mereka tidak diterima oleh keluarga maupun masyarakat dengan baik.”
Hanya dengan kebersamaan, kegotong-royongan, serta menerapkan nilai-nilai Pancasila, negara bisa aman dari berkembangnya paham radikal-teroris. “Ingat kembali sejarah dan nilai-nilai kejuangan para pahlawan. Bahwa kita bisa merdeka jika bersatu,” seru Suhardi yang pernah menjabat Kapolda di Jawa Barat.
Menurut Suhardi, yang paling penting untuk ditanggulangi adalah idiologi radikal teroris, sebab hal ini yang paling fundamental. Adapun ledakan bom hanyalah salah satu cara teroris melakukan aksi brutal untuk menarik perhatian publik. Teror keji dan menakutkan.
“Baru-baru ini kita berhasil menyelamatkan 18 warga Indonesia dari Syiria. Kita ambil testimoni mereka. Sungguh kasihan. Mereka mengakui telah menjadi korban pembohongan. Pembohongan atas nama idiologi tertentu.”
Suhardi juga mengajak seluruh pengurus FKPT yang baru dilantik mencermati kerawanan-kerawanan yang mungkin muncul di tahun politik 2018-2019. Caranya dengan meredam potensi konflik sekaligus merajut kebersamaan.
Pelantikan 32 FKPT seluruh Indonesia bertempat di grandball room Mercure, Ancol. Hadir pada kesempatan itu tim ahli Prof Dr Nazarudin Umar dan para undangan.