Oleh: Nursilan
Pada waktu itu, aku meniti anak tangga dari Club Menulis IAIN Pontianak dan kebetulan di belakangku ada seorang dosen yang juga meniti tangga. Beliau bernama Dr. Yusriadi. Sambil berjalan beliau memegang bahuku dan mengatakan kalau ingin sukses jalannya harus cepat.
Sejak itulah aku merenung memikirkan apa yang dikatakan oleh Doktor tersebut. Kemudian Aku teringat dengan sosok yang bersejarah di Indonesia yang bisa membuat pesawat dan kejeniusannya diakui dunia, beliau adalah BJ. Habibie
Walaupun aku belum pernah melihat bagaimana beliau berjalan, tetapi di film Habibie Ainun telah digambarkan karakter-karakter beliau. Cara berjalan BJ. Habibie sangat cepat dan tatapan matanya ke depan seolah-olah ada sesuatu yang ingin dikejarnya. Dan kuperhatikan lagi BJ. Habibie tidak jauh dari pada perpustakaan.
Dan ternyata memang benar orang yang sukses itu selain jalannya cepat, juga tak jauh dari pada buku.
Semasa di perkuliahan S1 dosen Bahasa Indonesiaku, Dr. Yusriadi mengatakan bahwa seorang Profesor membaca buku dalam sehari bisa sebanyak puluhan buku. Ya, begitulah orang sukses, yang menjadi motivasi bagiku. Seorang Prodesor yang umurnya di atas 60 saja mampu membaca buku sebanyak itu, apalagi aku yang masih muda.
Masih terngiang di telingaku hingga sekarang motivasi motivasi yang diberikan oleh Doktor tersebut yang sangat luar biasa dan membangun karakterku. Setidaknya aku bisa mempraktikkan Apa yang diucapkan oleh Dr. Yusriadi dan bisa memberikan contoh kepada anak didikku.
Berjalan cepat, membaca buku, disiplin adalah ciri-ciri orang yang sukses, yang bisa membagi waktu walaupun banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya.
Teringat pula aku dengan sosok wanita yang sangat tegar dan mandiri. Beliau sekarang menjabat menjadi wakil direktur Pascasarjana di IAIN Pontianak beliau adalah Dr. Misdah. Beliau adalah Doktor manajemen pendidikan yang selalu memberikan motivasi- motivasi agar mahasiswanya tidak terlena dengan waktu.
Melihat kesibukan beliau, beliau bukan sosok wanita yang mudah mengeluh. Selain menjadi dosen manajemen, beliau juga menjadi seorang entrepreneur. Dapat kubayangkan menjadi wakil direktur Pascasarjana bukanlah pekerjaan yang biasa-biasa saja, lalu ditambah dengan kewajiban mengajar reguler pada hari Senin sampai Kamis dilanjutkan dengan perkuliahan Jumat hingga Minggu bagi mahasiswa yang jauh tetapi beliau tidak pernah absen. Beliau selalu tepat waktu dan memberikan ilmu ilmunya kepada kami. Dan kalaupun tidak bisa mengajar, itu karena ada pekerjaan wajib yang tidak bisa beliau tinggalkan.
Kemudian ada sosok seorang dokter kesehatan masyarakat sekarang bertugas di Puskesmas Mempawah. Beliau berpesan bahwa hidup itu adalah pilihan dan inisiatif. Hidup itu pilihan terserah kita untuk memilih menjadi orang yang seperti apa dan hidup itu inisiatif adalah kalau pilihan kita gagal maka ada pilihan lain untuk menentukan tujuan hidup kita.
Dari sosok ke tiga orang di atas dapatlah menjadikan pelajaran di dalam kehidupan yang nyata ini bahwa hidupku. Hidup harus mempunyai tujuan yang jelas agar hidup menjadi terarah dan mengatur waktu hidup agar bisa mengerjakan pekerjaan yang lainnya. Meluangkan waktu untuk mengisi kekosongan kesibukan dengan membaca dan menulis cerita hidupan di kertas kosong agar menjadi kenangan yang indah di akhir hayat nanti.
Pontianak, 25 Januari 2018