Oleh: Arif Syarifudin
Bagi generasi millenial secara lingkup Nasional, sosok Sultan Hamid II (SHII) masih sedikit yang mengetahui sepak terjang Beliau dalam proses perjuangan Bangsa Indonesia periode tahun 1945 sampai 1950.
Minimnya literatur kiprah SHII dalam buku pendidikan sejarah Indonesia pun diakui oleh Sumardiansyah Perdana Kusuma atau akrab dipanggil Rian selaku Presiden dari Asosiasi Guru Sejarah Indonesia. “Bahwa masih kurang diulas sumbangsih Sultan Hamid II dalam proses perjuangan Bangsa Indonesia periode tahun 45 sampai 50-an dalam buku pengayaan sejarah bagi kalangan anak Sekolah”, ujarnya saat ditemui sela waktunya di Jakarta. Hal tersebut menjadi salah satu faktor kurang tahuan generasi millenial terhadap sosok SHII.
Namun berbeda dengan sosok anak muda asal Kalimantan Barat sekaligus musisi Nasional yakni Ifan vocalis dari band Govinda,dia bercerita bahwa sosok SHII selaku perancang lambang negara Indonesia adalah tokoh negara yang patut diberikan gelar Pahlawan. “Bagi saya sosok Sultan Hamid adalah Pahlawan karena kiprahnya dalam penciptaan lambang Garuda Pancasila”, ungkapnya dengan semangat.
Musisi lainnya yakni Abe yang terkenal dengan lagu Kopi Pancong ini lebih memahami sosok SHII dalam kiprahnya saat terbentuknya BFO. “Sultan hamid ini menjadi tokoh pemersatu bangsa saat BFO terbentuk, disitulah ide cemerlang beliau curahkan bagi Indonesia dengan konsep bernegaranya”, ulas Abe malam itu saat bincang santai bersama.
Di era millineal yang serba digital ini, generasi millenial harusnya lebih peka dan kritis dalam memahami sejarah lampau. Informasi yang terbuka ini menjadi kebebasan berfikir bagi anak-anak muda dalam mencari jejak para tokoh negara yang jasanya tidak bisa diremehkan. *