Ulasan Buku : Putih Warna Kulit Ras dan Kecantikan di Indonesia Tradisional

2 Min Read

Penulis: L. Ayu Saraswati
Tebal halaman: 254
Tahun: 2017

Sempat heran kenapa perempuan India sangat sangat sangat amat obses sama fair skin (melebihi perempuan Indo I guess) dan ternyata jawabannya ada di dalam legenda Ramayana yang mengidentikkan kegelapan sebagai marabahaya. Perempuan India berkulit gelap sampai gak bisa dapat kerja karena syarat rekrutmen salah satunya adalah berkulit terang.
Indonesia, walaupun tidak seekstrim itu tetap menjadikan kulit terang sebagai syarat atas kedudukan tertentu. Katakan untuk dapat terlihat sedap di mata, perempuan Indo rela menyikat lututnya kencang-kencang agar dapat kenakan rok mini.

Buku ini mengulas dari sudut pandang sejarah dan budaya. Ada kritik yang ingin aku sampaikan: pembahasan dalam buku ini terlalu monoton dan redundant misal pada aspek pembahasan iklan. Tapi tidak mengurangi apresiasi pada penemuan bahwa ide kulit terang berdampak luas melintasi batas kenegaraan.

WhatsApp Image 2020 04 10 at 09.10.02

Buku ini berisi data-data yang sangat mendukung buat kalian yang sedang membahas urusan penampilan perempuan sebagai aspek penting dalam penilaian performa.

Secara umum buku ini merupakan buku yang saya rekomendasikan untuk teman-teman yang sedang mencari bacaan serius untuk memberi asupan berkualitas pada diri sendiri. Buku yang cukup feminis, bagaimana menakjubkannya melihat data dan sejarah dikemas dengan cerdas dalam sebuah narasi. Saya sarankan untuk menyediakan banyak penanda karena buku ini dipenuhi fakta penting dan data menarik di tiap halamannya.


Kontak

Jl. Purnama Agung 7 Komp. Pondok Agung Permata Y.37-38 Pontianak
E-mail: [email protected]
WA/TELP:
- Redaksi | 0812 5710 225
- Kerjasama dan Iklan | 0858 2002 9918
Share This Article
Rike Rahayu is a volunteer, a student, and a writer. A Volunteer of AFS Indonesia, Bina Antarbudaya chapter Pontianak, and Kampoeng English Poernama. She was studying at Trilogi University in Jakarta and currently at Pontianak State Polytechnic. She was writing 3 books, and shortlisted for Journalism Fellowship to Malaysia and Singapore in 2018. She has contributed to KEP's Literature Project. She lives in Pontianak.