Oleh: Yusriadi
Ahad (10/12) pagi Aula Balai Benih Ikan (BBI) Pontianak cukup ramai. Puluhan orang, sebagian besar remaja yang bergabung dalam Forum Anak Kecamatan Pontianak Timur, serta relawan PKBM Sejahtera, Parit Mayor, hadir di sana.
Mereka datang karena ada kegiatan PKBM . Saya, kebetulan diminta untuk hadir di forum itu, bersama pegiat literasi Varly Pay Sandi didampingi Duta Baca Kalbar 2016 dan 2017.
Saya diminta memberikan motivasi dan pembekalan untuk mereka. Kata Pak Rusli, sekretaris PKBM, mereka, para remaja itu akan diminta dan didorong untuk menulis.
Berbekal pengalaman di Club Menulis, saya kemukakan bentuk karya, saya ceritakan proses berkarya, kegiatan pengumpulan data dan lain-lain.
Setelah itu, saya mengajak mereka menulis bersama. Para duta baca, Pak Rusli dan Bang Varly juga ikut berkarya.
“Biar ada jejak, ada karya,” kata beliau.
Semangat Pak Rusli luar biasa. Beliau menulis dengan tulisan tangan 4 halaman. Pasti lebih 200 kata.
Para peserta, ada yang menulis cita-cita, teman bermain, PKBM, lingkungan tempat tinggal, budaya setempat dan lain sebagainya. Saya. juga ikut menulis tentang kekaguman saya pada Kampung Literasi.
Selama proses berkarya, semuanya fokus.Ruangan yang tadinya cukup ramai, menjadi hening. Senyap. Benar-benar kontras.
Ada yang berkutat dengan henpon karena mengetiknya dengan teknologi itu. Ada yang tekun dengan kertas dan pen.
Ada yang duduk tegak, ada yang miring-miring. Ada yang sesekali tercenung mencari cara mengembangkan karya. Ada yang tertunduk.
Sebuah suasana dan pemandangan yang indah dan mengesankan. Sebuah proses yang luar biasa.
Sesekali saya memecah suasana. Mengingatkan peserta agar jangan merisaukan huruf, tanda baca, kata dan kalimat. Biarkan apa yang ada dalam pikiran dicurahkan dahulu, tahap yang lain barulah editing dan finishing.
Saya juga mengingatkan soal mutu dan proses. Saat ini, saat baru memulai, mutunya bukan masalah. Mutu itu urusan belakangan, urusan 10 tahun yang akan datang. Saat ini yang penting berkarya dahulu. Mulai saja dahulu.
Ketika beberapa waktu kemudian, penulisan selesai. Karya dikumpulkan Bang Varly, dan dia mendapat amanat mengurus naskah yang masuk. Menerbitkannya melalui lembaga yang dia kelola.
Bang Varly menargetkan karya peserta bisa diterbit ujung bulan ini. Semoga.
Karya ini akan jadi buku bersama dan karya pertama bagi remaja-remaja itu. Karya yang menandai akhir keheningan dan kesenyapan bersama di Aula BBI Parit Mayor, Pontianak, siang itu. (*)