Oleh: Nur Iskandar
Sosok muda pegiat hukum itu bernama Abdul Taib Mahmud. Beliau memimpin Sarawak–bertetangga dengan Kalbar selama 5 Perdana Menteri silih berganti di Kuala Lumpur. Di bawah kepemimpinannya Sarawak berderap maju dari segala ketertinggalannya. Setiap warga Kalbar yang biasa ke Jiran–tetangganya–pasti merasa seperti berada di Eropa–namun rasa Melayu dan juga China dan Dayak. Mereka maju seperti juga negara maju, namun tetap berbudaya lokal. Kok mereka bisa ya? Kok kita tidak ya? What’s wrong with us? Apa yang salah dengan kita? Padahal dahulu kita juga maju–perdagangan emas, intan dan berlian–jangan tanyakan damar dan kopra.
Kok kita mundur atau jalan di tempat? Apa data faktualnya? Ada! Kalbar ini provinsi miskin. Indek Pembangunan Manusia-nya peringkat ke-29 dari 34 provinsi. Sedih. Menyedihkan. Tapi sedih dan menyedihkan bukan jalan keluar. Kita mesti koreksi diri dan mau membangun diri dengan segala kesadaran mengejar ketertinggalan. Kita harus merdeka dengan diri sendiri. Dan merdeka juga seperti para pahlawan kita dulu berjuang merebut kemerdekaan. Berjuanglan dari keadaan yang ada sekarang di jalur pendidikan, ekonomi dan politik. Adapun saya tetap berjuang lewat medan laga jurnalistik yang informatif dan edukatif. Sesuai fungsi kebebasan pers yang dijamin UU No 40 tahun 1999 buah daripada reformasi yang paling bisa kita nikmati. Salam kebebasan pers. Semoga kita tidak selalu melihat Kota Khatulistiwa dari sudut pandang Jakarta. Sah sah saja dari Sarawak-Malaysia, atau Singapura, atau Australia.
Semua tetangga kita itu penuh pesona. Ibukota kita ribut terus…..Kalau kita menonton Indonesia dari layar kaca negeri tetangga terus terang ada rasa malu dalam hati. “Kok begini negeri kita?” Terimakasih James Ritchie telah kasih buku setebal 272 halaman dan 6 bab ini–masing-masing berkisah tentang Impian, Magang di Kuala Lumpur (1968-1973), Rasa dan Kepercayaan, Membangun Ulang Sarawak, Gerakan Besar, dan Berani Menatap Masa Depan. Terimakasih sekali lagi James Ritchie sesama pegiat media massa dan beberapa kali berjumpa dalam event internasional media. *