Oleh: Tuti Alawiyah
Gema merupakan pantulan bunyi yang biasa dihasilkan di daerah pengunungan, di dasar sumur atau suatu bangunan, yang diterima seseorang beberapa saat setelah bunyi asli.
Nah, kata GEMA ini mengingatkan cerita saya sewaktu kecil, tepatnya berumur 9 tahun. Saat itu ayah mengajak saya pergi ke masjid. Sesampainya kami di sana tidak ada satu orang pun di masjid. Hanya saya dan ayah. Ayah berjalan masuk menuju tempat saklar lampu. Ia sibuk menekan tombol memberikan penerangan pada ruangan tempat beribadah ini, sementara saya asyik sesekali melompat-lompat dan berlari-lari ke sana kemari. Tempat itu membawa suasana hening dan tenteram setiap kali berada di sana.
Suatu ketika, karena saking senangnya menunggu azan Maghrib, saya menyuruh ayah untuk bersegera mengumandangkan azan.
“Yah, cepatlah azan?” teriak waktu itu.
Dan sesaat hampir bersamaan, jelas terdengar suara, “Yah, cepatlah azan?”.
Saya terheran-heran. Saya penasaran dan ingin tahu dari mana asal teriakan yang menirukan suara tadi. Saya pun berteriak lagi dengan suara lebih keras.
“Ayah ….”
Sesaat kemudian, ia menerima jawaban yang hampir sama kerasnya, “Ayah ….”
Alkisah tersebut, mengingatkan saya perkataan Habiburrahman El Shirazy, bahwa kehidupan ini juga akan selalu memantulkan kembali apa pun yang kita berikan kepadanya. Maksudnya, apa pun yang engkau telah pikirkan, katakan, dan lakukan, maka akan seperti itu pula hasil yang kau dapat. Jika setiap saat engkau berpikir positif, berkata positif, berperilaku positif, mengucapkan kata-kata bijak, selalu berbuat kebaikan, rajin belajar dab berdisiplin, maka hidup akan menggemakan begitu banyak kebaikan ke dalam hidupmu. Kau akan beroleh penghormatan karena kecakapan berpikirmu, beroleh penghargaan karena kepandaian berbicara, beroleh kasih sayang dan pertolongan dari sesama karena kebaikanmu, dan dengan demikian kau akan mendapatkan kehidupan yang sukses. (*)
27 Januari 2018